BAB II SEJARAH DAKWAH SEBELUM NABI MUHAMMAD SAW
BAB 2
SEJARAH
DAKWAH SEBELUM NABI MUHAMMAD SAW
(NABI
NUH AS SAMPAI DENGAN NABI ISA AS)
A.
Dakwah Nabi Nuh AS.
Dakwah Nabi Nuh dalam Al-Qur’an diungkapkan dalam satu
surat lengkap, yaitu surat Nuh. Dalam surat tersebut dikisahkan kepada kita
tentang sebagian dari metode dakwah, prioritas dakwah, dan kesabaran beliau
berkhidmat untuk kaumnya dalam waktu yang lama.
Prioritas dakwah beliau adalah
meluruskan aqidah umat. Mayoritas waktu beliau difokuskan untuk membenahi
permasalahan akidah, mengajak umatnya untuk bertakwah kepada Allah, dan setia
kepada dirinya. Berbagai metode beliau gunakan. Kadang-kadang dengan cara
mengingatkan bahaya pembangkangan, kadang-kadang menyampaikan berita gembira
kepada orang yang taat. Pada saat tertentu beliau bersikap keras, saat yang
lain berlaku lemah lembut.
Umur Nabi terpanjang yang kita
ketahui adalah umur Nabi Nuh yang hidup selama seribu tahun kurang lima puluh
tahun (950 tahun). Ketika putus ada menghadapi mereka, beliau berdoa kepada
Allah sembari berkata:
Nuh
berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah mendustakan aku; maka itu
adakanlah suatu keputusan antaraku dan antara mereka, dan selamatkanlah aku dan
orang-orang yang mukmin bersertaku.” [1]
Allah memerintahkan kepadanya untuk
membuat kapal, dan Allah selamatkan Nuh dan orang yang bersamanya, sedangkan
nasib kaum yang membangkang dari ajaran yang dibawanya adalah tenggelam.
Kesabaran Nabi Nuh menghadapi
umatnya dam kesungguhan beliau dalam dakwah dengan menerapkan berbagai metode
adalah contoh yang berharga bagi pada da’i sepeninggalan beliau.
B.
Dakwah Nabi Hud AS
Nabi Hud menggunakan metode
komunikasi yang jitu kepada mereka. Beliau berusaha untuk mencari titik
persamaan yang sebanyak-banyaknya dengan umatnya dan mengingatkan
prestasi-prestasi masa lalu kaumnya. Akan tetapi, kaum Nabi Hud tetap memilih
untuk menentang dan mendustakan kerasulannya.
Ketika kondisi semakin tidak
kondusif, Nabi Hud berdoa kepada Tuhannya:
“Rasul itu berdoa:”Ya Tuhanku,
tolonglah aku karena mereka mendustakan aku.”[2]
Kemudian Allah menjawab doa Nabi Hud
dan berfirman:
“Allah berfirman: “Dalam sedikit
waktu lagi pasti mereka akan menjadi orang-orang yang menyesal.”[3]
Dan Allah pun merealisasikan
ancaman-Nya kepada umat Nabi Nuh as.. Allah SWT. berfirman:
“Adapun kaum ‘Ad, maka mereka telah
dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang (6), yang Allah
menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus
menerus; maka kamu lihat kaum ‘Ad pada waktu itu mati bergelimpangan
seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk) (7).
Maka kamu tidak melihat seorang pun tinggal di antara mereka” (8).[4]
C.
Dakwah Nabi Shaleh AS.
Dakwah utama Shaleh adalah tauhid
sebagaimana Nabi yang lain. Beliau datang untuk meluruskan persepsi umatnya
tentang asal usul penciptaan dan tugas mereka di muka bumi. Nabi Shaleh sangat
menguasai sejarah umatnya dan menggunakan untuk kemaslahatan dakwah. Beliau
mengingatkan kebesaran dan kejayaan bangsanya pada masa lalu yang pernah
memimpin dunia setelah kaum ‘Ad. Kejayaan tersebut adalah karena kedekatan
mereka dengan ajaran Allah dan tidak berbuat semena-mena di muka bumi. Manakala
mereka menjauh, kehancuran pun terjadi.
Kaum Tsamud menolak dakwah Nabi
Shaleh dan mendebat Shaleh dengan cara yang batil. Lalu mereka meminta Shaleh
untuk memperlihatkan mukjizat kepada mereka, yaitu mengeluarkan unta dari batu.
Allah membantu Shaleh untuk memenuhi permintaan mereka. Tetapi setelah
permintaan mereka benar-benar menjadi kenyataan, mereka malah bertambah ingkar
dan tidak percaya. Mereka sembelih unta mukjizat itu dan mereka melanggar
perintah Tuhan mereka. Allah SWT berfirman:
“Hai kaumku, inilah unta betina dari
Allah, sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu
biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan
gangguan apapun yang menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat(64). Mereka
membunuh unta itu, maka berkata Shaleh: “Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu
selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan (65).”[5]
Mereka
tidak hanya membunuh unta, tetapi malah menantang Shaleh untuk mendatangkan
azab jika Shaleh benar-benar seorang rasul. Karena kesombongan mereka tersebut,
maka Allah benar-benar mendatangkan azab buat mereka. Mayat-mayat mereka
bergelimpangan di rumah-rumah mereka.
D.
Dakwah Nabi Ibrahim AS.
Tentang
dakwah yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim, Allah SWT. berfirman:
Dan
bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim 69. Ketika ia berkata kepada bapaknya
dan kaumnya: “Apakah yang kamu sembah?” 70. Mereka menjawab: “Kami menyembah
berhala-berhala dan kami senantiasa tekun menyembahkan” 71. Berkata Ibrahim:
“Apakah berhala-berhala itu mendengar (doa) mu sewaktu kamu berdoa (kepadanya)?
72 atau (dapatkah) mereka memberi manfaat kepadamu atau memberi mudarat?” 73. Mereka
menjawab: “(Bukan karena itu) sebenarnya kami mendapati nenek moyang kami
berbuat demikian” 74. Ibrahim berkata: “Maka apakah kamu telah memerhatikan apa
yang selalu kamu sembah 75, kamu dan nenek moyang kamu yang dahulu? 76 karena
sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan semesta
alam 77, (yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki
aku 78, dan Tuhanku, yang Dia memberi makan dan minum kepadaku 79, dan apabila
aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku 80, dan yang amat kuinginkan akan
mengampuni kesalahanku pada hari kiamat” 82 (Ibrahim berdoa): “Ya Tuhanku,
berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang
yang saleh 83, dan jadikanlah aku buat tutur yang baik bagi orng-orang (yang
akan datang) kemudian 84, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang
mempusakai surga yang penuh kenikmatan 85, (yaitu) di hari harta dan anak-anak
laki-laki tidak berguna 88 kecuali orang-orang yang menganggap Allah dengan
hati yang bersih 89.[6]
Dalam masa kenabiannya, Ibrahim
banyak mengalami cobaan berat tetapi beliau selalu tegar dan penuh keyakinan.
Allah SWT. memerintahkan kepadanya untuk membangun Ka’bah. Al-Qur’an tidak
menyebutkan kapan Ibrahim wafat dan hubungannya dengan kaumnya. Tetapi kisah
kapan Ibrahim terfokus kepada biografi hidup beliau yang patut dijadikan
contoh, cobaan yang beliau alami dan bagaimana kesabaran beliau menghadapinya
dan kemuliaan Allah buatnya dengan selalu menolongkannya dan mengabulkan
doanya.
E.
Dakwah Nabi Luth As
Nabi Luth mengajak umatnya untuk
menyembah Allah dan melarang mereka berbuat maksiat dan kemesuman yang telah
tersebar luas di kalangan mereka. Kamu Nabi Luth mendustakan Luth dan berencana
untuk mengusir Nabi Luth dari negeri mereka sambil menantang agar mereka
didatangkan azab. Allah menyelamatkan Nabi Luth dari rencana jahat mereka, dan
Allah membinasakan mereka dengan mengirimkan hujan batu ke atas mereka.
F.
Dakwah Nabi Yusuf As
Al-Qur’an tidak menjelaskan kepada
kita tentang rincian dakwah Nabi Yusuf. Yang ada hanyalah isyarat-isyarat.
Tentang Yusuf, Al-Qur’an lebih terfokus kepada biografi hidup beliau. Kisah
dimulai dengan kedengkian saudara-saudaranya kepadanya lalu melakukan makar
terhadapnya. Kemudian cerita tentang cobaan demi cobaan yang dialami oleh
beliau di masa mudanya. Kisah Yusuf adalah simbol pemuda yang takwa dan sabar.
Kehidupannya penuh dengan pelajaran yang amat baik untuk dipetik. Ketika
mengakhiri surat Yusuf, Allah berfirman:
“Sesungguhnya
pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai
akal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”[7]
G.
Dakwah Nabi Syu’aib As
Nabi Syu’aib berdakwah kepada
kaumnya agar menyembah Allah dan meninggalkan kemungkaran dan tidak berbuat
kerusakan di muka bumi. Kaum Nabi Syu’aib menanggapi dakwah Nabinya dengan
mengolok-olok. Melihat sikap seperti itu, Nabi Syu’aib menyikapinya dengan
tenang dan lembut, dan mengingat kepada mereka nasib kaum sebelum mereka yang
mendustakan kenabian. Mereka semakin tegar dalam kebatilan, bahkan mereka
mengancam untuk mengusir Nabi Syu’aib. Melihat fenomena seperti itu akhirnya
Nabi Syu’aib memohon kepada Allah agar membinasakan mereka. Akhirnya Allah
siksa mereka dengan azab pada hari mereka dinaugi awan.[8] Dan
Allah menyelamatkan Nabi Syu’aib beserta orang-orang yang beriman.
H.
Dakwah Nabi Musa As
Nabi Musa diutus oleh Allah untuk
bani Israil. Ia tumbuh di rumah Fir’aun dan setelah dewasa ia diangkat oleh
Allah menjadi Nabi dan diturunkan kepadanya Taurat. Dalam dakwahnya ia dibantu
oleh saudarnya : Harun as. dan juga dibekali dengan beberapa mukjizat. Allah
memerintahkan Musa dan Harun untuk berangkat menemui Fir’aun dan mendakwahinya
dengan kata-kata yang lembut.
Tentang isi dialog antara Musa dan
Harun dengan Fir’aun dapat dilihat pada surat Thaha ayat 49-64, surat
al-Qashash ayat 36-40, dan surat as-Syu’ara’ ayat 18-21. Secara garis besar
dialog tersebut berbicara tantang hakikat ketuhanan yang saat itu sudah hilang,
bahkan Fir’aun dengan kesombongan menobatkan dirinya sebagai Tuhan. Masyarakat
saat itu menganggap Fir’aunlah Tuhan mereka. Ketika Musa datang dan membawa
ajaran sebenarnya tentang ketuhanan dengan dibuktikan oleh beberapa mukjizat
yang diberikan Allah kepadanya, Fir’aun dan para pembesarnya menganggap bahwa
Musa menggunakan sihir untuk meruntuhkan kekuasaan mereka dan mengusir mereka
dari negeri mereka. Untuk melenyapkan pengaruh Musa, akhirnya Fir’aun yang
dibisiki oleh para pembesarnya memutuskan untuk memanggil tukang sihir bayaran.
Sampai pada hari yang ditentukan,
terjadilah pertarungan antara tukang sihir Fir’aun dengan mukjizat Musa. Allah
memenangkan Musa dan bahkan membuat tukang sihir tersebut tunduk dan beriman
kepada Musa.
Di saat mereka merasa sengsara
dengan azab yang diturunkan Allah kepada mereka, akhirnya mereka datang menemui
Musa meminta agar azab yang diturunkan-Nya. Kemudian Allah memerintahkan kepada
Musa agar membawa orang-orang yang beriman keluar dari Mesir. Melihat aksi
tersebut Fir’aun dan tentaranya membuntuti mereka. Setelah peristiwa pengejaran
Fir’aun dengan tewasnya bala tentara di Laut Merah, Musa mulai hidup dengan
kaumnya bani Israil. Banyak cobaan yang dihadapi Nabi Musa menghadapi kaumnya. Mereka
menyembah anak lembu, menyakiti Musa dengan kata-kata yang tidak senonoh,
meminta kepada Musa agar menampakkan sosok Allah secara nyata dan akhirnya
mereka disambar halilintar dan kemudian mereka dihidupkan kembali oleh Allah.[9]
Setelah hidup lama bersama umatnya,
Musa dan Harun dipanggil oleh Allah untuk menemui-Nya. Mereka berdua telah
mengemban risalah dan telah melaksanakan amanah
I.
Dakwah Nabi Daud as
Nabi Daud dalam berdakwah dibekali
oleh Allah dengan kitab Zabur. Selain itu, beliau juga memiliki suara yang
indah, dapat menundukkan besi, Allah tundukkan gunung sehingga bertasbih kepada
Daud, begitu juga burung, Allah kukuhkan kerajaannya dan Allah berikan
kepadanya hikmah yang berbentuk kesempurnaan ilmu dan ketelitian amal
perbuatan. Tetapi Al-Qur’an tidak menjelaskan secara rinci bentuk dakwah Nabi
Daud dan bagaimana sikap kaumnya terhadap dakwah beliau.[10]
J.
Dakwah Nabi Sulaiman As
Al-Qur’an juga tidak menjelaskan
dakwah Nabi Sulaiman dan respon masyarakatnya terhadap dakwah itu. Yang disebut
dalam Al-Qur’an adalah keistimewaan dan mukjizat yang berikan Allah kepada
Sulaiman. Di antara keistimewaan itu adalah kerajaan yang besar, tunduknya
angin dan setan kepada perintahnya, dan dia mengetahui bahasa binatang.[11]
K.
Dakwah Nabi Isa As
Sebelum Nabi Isa sebenarnya masih
ada nabi-nabi yang lain, seperti Nabi Ayyub, Yunus, Yusuf dan lain-lain, kami
di sini hanya mengambil sampel.
Kelahiran Nabi Isa adalah salah satu
di antara kekuasaan Allah. Allah menurunkan kepadanya kirab Injil dan berdakwah
di kalangan umatnya untuk menauhidkan Allah.[12] Karena
ketegaran beliau berdakwah, umat beliau yang tidak senang akhirnya merecanakan
makar ke atas belau, meskipun mukjizat tentang kenabian beliau sangat banyak
mereka saksikan. Allah selamatkan Nabi Isa dan ia diangkat ke langit dan
menurut hadis-hadis mutawatir ia akan dibangkitkan kembali pada akhir zaman.
L.
Gambaran Umum Seputar Pejalanan
Dakwah Sebelum Nabi Muhammad SAW
1.
Semua Nabi memiliki kesamaan ajaran:
yaitu mengajak untuk menauhidkan Allah SWT memerangi kekufuran dan kemusyrikan,
mengajak untuk berbuat taat, dan melarang manusia untuk melakukan perbuatan
yang diharamkan.
2.
Risalah-risalah sebelum Nabi
Muhammad bersifat mahaliyyah (hanya untuk kawasan tertentu. Setiap rasul diutus
untuk kaum tertentu. Risalah mereka bertujuan untuk memberikan solusi yang
dibutuhkan pada masanya, memenuhi kebutuhan masyarakat saat itu yang
masing-masing memiliki kebutuhan khas dan tuntutan yang berbeda.
3.
Sunnatullah dalam dakwah pada masa
silam selalu mengatakan bahwa kemenangan pada akhirnya akan selalu berpihak
kepada orang-orang yang beriman dan orang-orang kafir akan binasa.
4.
Dalam mengungkapkan tentang sejarah
perjalanan para Nabi dan Rasul dengan kaumnya, Al-Qur’an al-Karim
menceritakannya dengan gaya bahasa yang bervariasi kadang-kadang mengungkapnya
dengan rinci dan ada juga yang ringkas, ada pengulangan cerita tertentu pada
surat-surat yang lain, dan ada penekanan tertentu pada perjalanan hidup para
nabi dan rasul dan karakteristik mereka, kadang-kadang mengungkapkan metode
dakwah mereka, di tempat lain mengungkapkan tentang sarana yang dipakai oleh
para rasul.
5.
Sudah menjadi sunnatullah bahwa
setiap rasul dibantu oleh Allah dengan mukjizat agar orang menjadi beriman dan
orang yang tidak mau beriman telah sampai kepada mereka hujah.
6.
Grafik penerimaan dakwah oleh umat
sebelum Nabi Muhammad cukup variatif, antara naik dan turun. Dakwah tidak
diterima secara mutlah, dan tidak selalu ditolak.
7.
Secara umum, para nabi sebelum
Muhammad berdakwah dengan dua pendekatan, pertama,
dakwah kultural, hidup bersama masyarakat dan menjadi bagian yang tidak
dipisahkan dari mereka yang didakwahi. Yang masuk dalam kategori pertama
antaranya adalah Nabi Nuh, Hud, Shaleh, Ibrahim, Luth, Syu’aib, Musa, Harun,
Isa. Kedua, dakwah struktural, mereka
menjadi Nabi sekaligus menjadi penguasa. Yang masuk kategori adalah Nabi Yusuf,
Daud dan Sulaiman.
[1] Surat as-Syu’ara: 117-118
[2] Surat al-Mukminun: 39
[3] Surat al-Mukminun: 40
[4] Surat al-Haaqqah: 6-8
[5] Surat Hud: 64-65
[6] Tentang kisah Ibrahim, lihat surat asy-Syu’ara’:
69-89, surat al-An’am: 74-83, surat al-Baqarah: 287
[7] Surat
Yusuf: 111
[8] Surat
al-A’raaf: 88
[9] Lihat
cerita tersebut di Surat Al-Baqarah, ayat 51-74
[10] Cerita
tentang dakwah Nabi Daud dapat dilihat pada surat Shaad ayat 17-26
[11] Cerita
tentang Nabi Sulaiman dapat dibaca pada surat Saba’: 12-14, surat Shaad: 37-42,
surat an-Naml: 15-44
[12] Lihat
Surat Ali-Imran: 59, Surat Al-Maidah: 46
Komentar
Posting Komentar