Berawal dari Benci



Episode 10
~di rumah Rina~
       Rian,Ina dan Tim memutuskan untuk menemani Rina hingga jam 10 malam. Mereka menyadari kalau di saat seperti ini lah sahabat harus menemani. Rian,Ina dan Tim tak henti-hentinya menasehati Rina. Akhirnya Rina yakin bahwa dia tidak boleh larut didalam kesedihan , ibunya pasti akan sedeh di surge jika melihat Rina sedih.
       Rina berkomitmen dia harus bekerja keras menghidupi dirinya sendiri. Walau dia hanya sebatang kara bukan berarti dia tidak bisa berdiri sendiri. Tanpa terasa waktu cepat berlalu, jam 10 malam pun hampir tiba, Ina dan Tim pun pamit pulang, hanya Rian  yang masih bertahan “Rin,besok gue jemput lo ya” ajak Rian “nggak usah repot-repot Rian ,gue bisa pergi sendiri” jawab Rina sambil tersenyum.
       “gak apa,kan gue temen lo,jam setengah 7 ya” ujar Rian “iya deh” jawab Rina. “emb udah malam ni,gue pamit ya,lo pun mau tidur kan?” Tanya Rian “iya” jawab Rina “gue pulang dulu ya Rin” ujar Rian sambil mencium tangan Rina. Rina hanya tertegung melihatnya “iya hati-hati” reflex Rina.
~keesokan harinya~
       Titt..tiittttt…. bunyi klakson mobil. Rina pun keluar lalu mengunci pintu dan masuk ke mobil “makasih ya lo udah mau jemput gue” ujar Rina, “iya sama-sama” jawab Rian seraya menjalankan mobilnya. Rina mulai merasakan pusing di kepalanya tetapi dia mencoba menyembunyikannya dari Rian. Perlahan-lahan wajah Rina mulai pucat, “lo gak papa rin? Muka lo pucat banget” Tanya Rian “nggak gue gak papa,ini memang warna kulit gue” ujar Rina.
       Sesampainya di parkiran kampus,Rina dan Rian segera keluar dari mobil. Rina berjalan dengan perlahan , karna tidak mampu menahan pusingnya ,Rina langsung pingsan ,Rian terkejut melihatnya dan segera menggendongnya menuju mobil. Dengan cepat Rian melaju menuju RS . dan Rina segera di bawah ke UGD. Rian hanya boleh menunggu di luar. Tak lama Ina dan Tim pun datang. “Rian,gimana keadaan Rina?” Tanya Tim “gue gak tau,dokter lagi meriksanya” . tiba-tiba suster menghampiri Rian , “maaf,siapa yang keluarga Rina? Anda harus mengurus administrasinya” Tanya suster “saya sus” jawab Rian “mari ikut saya” ujar suster tersebut, Rian pun mengikuti suster tersebut.
       Dokter pun keluar dari ruang UGD. “gimana keadaan temen saya dok” Tanya Timi “Rina mengidap penyakit anemia,kalian boleh melihatnya” ujar dokter seraya pergi. Ina dan Tim pun masuk dan melihat Rina ternyata sudah sadarkan diri “Ina , Tim kalian jangan bilang ke Rian ya kalo gue anemia,gue gak mau dia kepikiran” pinta Rina “iya rin,kita janji” ujar Tim dan Ina.
       Tak lama Rian pun masuk dan bertanya “Rin lo gak papa?” “gak papa kok,gue cuma gak sarapan aja tadi” jawab Rina. “bagus deh kalo lo gak papa,lo tau gak?” Tanya Rian . “apa?” Tanya Rina “lo tu berat banget,badan lo aja langsing ternyata berat” jawab Rian sambil tertawa “ihh jahat lo,gue kan badan atletik” ujar Rina.
       “eh temen-temen gue mau pulang ni,bosan gue di sini” sambung Rina . “ehh bawel,lo itu masih sakit” jawab Rian “iihh gue mau pulang” bentak Rina sambil melepas infusnya . “eh Rina jangan” teriak Ina dan tim “gue mau pulang” teriak Rina. “iya deh ,lo boleh pulang kalo dokter udah ngizinin” jawab Rian . dan Rian pun memanggil dokter . tak lama dokterpun datang.
       “dok,Rina udah boleh pulang belom?” Tanya Rian “sudah,nanti saya akan kasi resep obat,silahkan tebus di apotik”ujar dokter “baiklah dok” jawab Rian. “eh Rian biar gue aja yang nebus obatnya. Lo antar Rina balik aja,,nanti gue sama Tim nyusul” ujar Ina. “iya deh,gue antar Rina balik ya” ujar Rian ,sambil dibantu tim ,Rian memapah Rina keluar kamar . “makasih ya in” ujar Rina “iya sama-sama kawan” jawab Ina . Ina pun segera menuju apotik untuk menebus obat.

Komentar

Postingan Populer