Berawal dari Benci



Episode 14
Karna merasa tidak betah di RS, Rina pun ingin cepat pulang. Dokter membolehkan karna ini adalah saat –saat terakhirnya. Tim dan Ina pun mengantarnya sampai rumah.
~keesokan harinya~
Rina meminta agar Rian tidak menjemputnya . Rina ingin menjauhi Rian. Ia tidak ingin Rian tau apa yang sedang di derita Rina. Rina pun di jemput oleh Tim dan Ina. Sesampainya di kampus, Rian sudah menunggu Rina di parkiran. Rina berpura-pura tidak melihat, Rian segera menarik tangannya “lo kenapa Rin?” Tanya Rian “gue gak papa,gue lagi pengen sendiri” jawab Rina.
“please, lepasin tangan gue Rian ,biarin gue sendiri dulu,” sambung Rina. Rina pun melepaskan tangan Rian. Rian bingung dengan sifat Rina “mungkin emang gue harus biarin dia sendiri dulu” batin Rian.
Sesampainya di kelas Rian segera menuju bangku Rina dan berbisik “baiklah Rina, mungkin lo memang lagi ada masalah,gue selalu nungguin lo” bisik Rian seraya berlalu. “maafin gue Rian ,gue gak pengen lo tau tentang penyakit gue,gue gak mau bikin lo khawatir” batin Rina.
~jam istirahat~
Rina pergi ke taman bersama Ina dan Tim. Mereka pun berbincang. “eh Rin, gue ke toilet dulu ya” pamit Ina. “iya” jawab Rina. Ina pun pergi meninggalkan Rina dan Tim. “Tim,gue sebenernya gak mau kayak gini,gue gak bisa jauh dari Rian,gue sayang banget sama Rian,plisss bantu gue” ujar Rina seraya menangis.
“udah lo jangan nangis” ujar Tim seraya memeluk Rina “kita semua sayang kok sama lo, lakuin yang menurut lo baik, kita di sini selalu mendukung lo” sambung Tim. “tapi Tim,gue gak mau jauh dari Rian tapi di sisi lain gue juga gak mau dia tau tentang penyakit gue” ujar Rina. “Rina,kalo lo benar-benar sayang sama dia,kejar dia, jangan sia-siakan dia” jawab Tim.
“tapi gue gak bisa lakuin itu,gue gak pengen Rian tau tentang penyakit gue” ujar Rina. Suara isak tangis Rina pun semakin nyaring. Tim pun mencoba menenangkannya. Tanpa mereka sadari Rian melihat mereka dari kejauhan.
Dengan emosi yang meluap-luap Rian menghampiri Tim dan Rina “Rina,Tim kalian ngapain pelukan?” Tanya Rian “Rian lo salah paham” jawab Rina “ooo ternyata lo jauhin gue hanya karna Tim ya,oke fine. Mulai sekarang kita putus” ujar Rian seraya pergi meninggalkan Rina.
“Rian tunggu” teriak Rina, tetapi Rian terus berjalan tanpa memperdulikan Rina. Rian pun pergi ke Aula kampus . Di sana ia berteriak sekuat mungkin “gue gak nyangka Rina duain gue” ujar Rian . Rian pun termenung di Aula tersebut sampai akhirnya bel masuk berbunyi.
Dengan langkah lesu, Rian menuju kelasnya. Dilihatnya Rina sedang termenung di kursinya. Rian hanya melintas saja tanpa kata-kata. Sepulang kuliah Rina di antar oleh Tim dan Ina. Di dalam mobil, Tim bertanya “Rin,maafin gue ya” ujar Tim “gak apa tim gue emang mau jauhin Rian,mungkin ini jalan Tuhan buat gue”. Sesampainya di rumah Rina, Rina segera masuk ke kamarnya. Dengan lemas, Rina hempaskan tubuhnya ke kasur. Ia mulai memejamkan matanya dan mencoba menghilangkan beban pikiran yang melanda otaknya.

Komentar

Postingan Populer