Berawal dari Benci



Episode 9
~sepulang kuliah~
       Dengan hati bimbang Rian pun melaju menuju rumah Rina,sesampainya di rumah Rina,Rian tidak melihat siapapun di rumah itu. Rian pun memberanikan diri untuk mengetuk pintu . Tok…tok…tok… (tidak ada jawaban) tok…tok…tok (masih tidak ada jawaban)  “Rinaaaa” panggil Rian . “Rinanya nggak ada dek” ujar tetangga sebelah rumah Rina. “kalau boleh tau kemana rinanya bu?” Tanya Rian.
       “katanya sih tadi pergi ke rumah sakit soalnya ibunya Rina pingsan di kamar mandi” ujar tetangga Rian. “kalau boleh tau ,di rumah sakit mana ya bu?” Tanya Rian “kalau gak salah Rumah Sakit Medika” jawab tetangga tersebut, “makasih ya bu” ujar Rian “iya dek” saut tetangganya.
       Rian pun menuju RS Medika. Di benak Rian hanya terbanyang gimana keadaan ibu Rina. Sesampainya di RS Rian segera menuju resepsionist dan menanyakan kamar Ibu Rina. Ternyata Ibu Rina masih di UGD. Rian pun segera menyusul ke UGD . dilihatnya Rina sedang bimbang menunggu dokter keluar. “Rina,gimana keadaan ibu?” Tanya Rian . dengan sedikit terkejut Rina menjawab “Rian,kok lo bisa ada di sini?” Tanya Rina “y ague liat lo gak masuk tadi jadi ngue susul ke rumah lo ternyata lo gak ada di rumah,tetangga lo bilang kalo lo di rumah sakit makanya gue ke sini” jawab Rian. “makasih ya lo udah ke sini” ujar Rina . Dokter pun keluar , Rina segera menghampirinya “dok,gimana keadaan ibu saya?” Tanya Rina. “maaf nak,kami sudah berusaha semampu kami,tetapi nyawa ibu anda tisak dapat diselamatkan” ujar Dokter tersebut.
       Suara tangis pun mulai pecah, “gak mungkin dokter,dokter pasti salah,ibu saya gak mungkin meninggal,saya mau ketemu ibu saya” ujar Rina seraya masuk ke UGD . di lihatnya ibunya sudah terbaring kaku di ranjang. Rian pun segera memeluk ibunya “ibuuuuu,,ibuu bangunnn” teriak Rina dalam tangisnya. “Rina udah Rina,ibu lo udah tenang di alam sana” ujar Rian “tapi ibu gue Rian” ujar Rina seraya mencoba menahan tangisnya. Rian pun memeluk Rina , ia turut berduka cita atas kematian ibunya Rina.
       “maaf mbak , anda harus mengurus administrasinya” ujar perawat “biar saya yang mengurus biayanya sus” ujar Rian seraya melepaskan Rina dari pelukannya dan keluar menuju tempat administrasi. Rina masih menangis meratapi ibunya yang terbujur kaku. “ibu maafkan rina ibu,rina belum bisa membahagiakan ibu,kini rina hanya sebatang kara,tanpa ibu tanpa ayah,semoga ibu tenang di sana,rina sayang sama ibu dan ayah” ujar Rina seraya memeluk ibunya. “Rina,maaf ya kami baru tau kalau ibu lo meninggal” ujar ina dan tim yang tiba-tiba datang . “inaaaa,ibu gue inaaa” tangis Rina pun kembali pecah sambil memeluk Ina.
       “sabar Rina gue yakin ibu lo selalu ada dihati lo” ujar Ina menenangkan. “emm,biaya administrasinya udah gue urus” ujar Rian . “makasih ya Rian,lo emang temen gue yang paling baik,gue akan bayar utang gue sama lo” ujar Rina “gak usah rin,gue  ikhlas kok” ujar Rian “makasi ya rian” ujar Rina.
~Di rumah duka~
       Rina tak henti-hentinya menangis ,ia begitu menyayangi ibunya ,ia masih belum bisa menerima kepergian ibunya. Rina menangis sejadi-jadinya. Rian,Ina dan Tim mencoba menghiburnya. Tetapi tetap saja Rina masih menangis. Jamaah pun mulai datang untuk melayat dan membacakan yasin. Setelah semuanya selesai ,jenazah  pun di kuburkan, jamaah mulai bubar hanya Rina,Ina dan Tim yang masih bertahan. Rina masih belum menerima kenyataan ini. Rian dan yang lain mengajaknya pulang “Rina,biarin ibu lo tenang di surga” ujar Rian. Mereka pun pergi meninggalkan pemakaman.

Komentar

Postingan Populer