MANAJEMEN DAKWAH

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Aktivitas dakwah sering dipahami sebagai ajakan menuju kebaikan agar sesuai dengan ajaran Islam. Karena peran dakwah yang demikian menjadikan dakwah sebagai salah satu pilar pokok bagi terpeliharanya eksitensi Islam di dunia ini. Makna dakwah sebagai ajakan kepada Islam yang terkandung dalam setiap definisi yang terdapat kata dakwah, hal ini meniscayakan bahwa dalam kegiatan dakwah itu sudah sewajarnya menyangkut pada upaya mensosialisasikan ajaran Islam kepada masyarakat secara sukarela dan tanpa paksaan.
Syeikh Ali Mahfudz mendefinisikan dakwah adalah mengajak (mendorong) manusia untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan yang jelek agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Dari pengertian diatas pada hakikatnya dakwah adalah usaha dalam rangka proses islamisasi manusia agar manusia tersebut mau menerima, mengerti dan memahami serta mengamalkan ajaran Islam guna memperoleh  kebahagiaan dunia dan ahkirat. Namun kegiatan dakwah tidak hanya menyangkut sisi ajakan saja akan tetapi seluruh aspek yang berkaitan dengan kegiatan dakwah yang dijalankan secara efektif agar sesuai dengan esensi tujuan dakwah itu sendiri.
Aktivitas dakwah dapat berjalan secara efektif bila mana apa yang menjadi tujuan benar-benar dapat dicapai, dan dalam pencapaiannya dikeluarkan pengorbanan-pengorbanan yang wajar. Akan tetapi, dalam prakteknya tidak hanya cukup membutuhkan kesholehan dan keikhlasan bagi aktivisnya. Namun juga dibutuhkan kemampuan pendukung untuk mengelola dan mengaturnya dengan baik, efektif, efisien, karena merupakan suatu keharusan. Untuk itu dalam mengelola kegiatan dakwah sedemikian itu memerleukan  kemampuan manajerial yang handal, atau lebih tepatnya menggunakan unsure-unsur maupun prinsip-prinsip manajemen yang di implementasikan dalam dakwah atau yang sering disebut dengan manajemen dakwah.
Secara etimologi manajemen sendiri berarti mengatur, sedangkan secara terminologi banyak yang mendefinisikan manajemen diantaranya “the process of planning, organizing, leading, and controlling the work of organizitation members and of using all available organizational resources to reach stated organizational goal”. Maka dalam hal ini manajemen sangatlah diperlukan agar dalam  mengelola kegiatan dakwah dapat mencapai apa yang menjadi tujuan dari dakwah tersebut. Dengan menerapkan manajemen dalam dakwah maka manajemen dakwah merupakan proses mengelola dan menggunakan sumber daya dakwah untuk mencapai tujuan dakwah. Atau lebih tepatnya manajemen dakwah adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian kegiatan para anggota dakwah dengan menggunakan sumber daya dakwah untuk mencapai tujuan dakwah yang telah di tetapkan. Maka dari itu dalam makalah ini akan membahas mengenai unsur- unsur dan prinsip-prinsip manajemen dakwah, ayat dan hadits tentang manajemen dakwah, fungsi-fungsi manajemen dakwah.

1.2  Rumusan Masalah
a.       Apa pengertian manajemen dakwah?
b.      Apa pentingnya manajemen dalam dakwah?
c.       Apa fungsi manajemen dakwah?

1.3  Tujuan
a.       Mahasiswa dapat mendefinisikan manajemen dakwah
b.      Mahasiswa mampu memaparkan pentingnya manajemen dalam dakwah
c.       Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi manajemen dakwah








BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Dakwah
Jika dilihat dari segi bahasa pengertian Manajemen Dakwah memiliki dua pengertian. Pertama, pengertian Manajemen dan kedua, pengertian Dakwah.
Pertama, pengertian manajemen, secara etimologi kata manajemen berasal dari bahasa Inggris, management, yang berarti ketatalaksaan, tata pimpinan dan pengelolaan. Artinya, manajemen adalah sebagai suatu proses yang diterapkan oleh individu atau kelompok dalam upaya-upaya koordinasi dalam mencapai suatu tujuan.
Dalam bahasa Arab, istilah manajemen diartikan sebagai an-nizam atau at-tanzim, yang merupakan suatu tempat untuk menyimpan segala sesuatu dan penempatan segala sesuatu pada tempatnya. Pengertian tersebut dalam skala aktivitas juga dapat diartikan sebagai aktivitasmenertibkan, mengatur dan berpikir yang dilakukan oleh seseorang, sehingga ia mampu mengemukakan, menata, dan merapikan segala sesuatu yang ada disekitarnya, mengetahui prinsip-prinsipnya serta menjadikan hidup selaras dengan yang lainnya.
Sedangkan secara terminologi terdapat banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
a.       Menurut James A.F. Stoner: Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
b.      Dr. BuchariZainun :Manajemen adalah penggunaan efektif daripada sumber-sumber tenaga manusia serta bahan-bahan material lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan itu.”
c.       Prof. Oey Liang Lee : “Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan mengontrol dari human and natural resources.”
d.      Menurut James A.F. Stoner: Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunakan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi tang telah ditetapkan.
Pengertian yang kedua yaitu pengertian dakwah, secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da'a, yad'u' da'wan, du'a,yang diartikan sebagai upaya mengajak, menyeru, memanggil, seruan, permohonan, dan permintaan. Istilah ini sering diberi arti yang sama dengan istilah tabligh,amr ma'ruf nahyi munkar, mau'idzah hasanah, tabsyir, indzhar, washiyah, tarbiyah, ta'lim, dan khatbah.
 Dari definisi tersebut maka dapat disimpulkan makna dakwah islam yaitu sebagai kegiatan mengajak, mendorong dan memotivasi orang lain berdasarkan bashirah untuk meniti jalan Allah dan Istiqomah dijaln-Nya serta berjuang bersama meninggikan agama Allah.
Dari definisi manajemen dan dakwah tersebut dapat disimpulkan bahwa Pengertian Manajemen dakwah yaitu sebagai pproses perencanaan tugas, mengelompokan tugas, menghimpun dan menempatkan tenaga-tenaga pelaksana dalam kelompok-kelompok tugas dan kemudian menggerakan ke arah tujuan dakwah.[A.Rosyad Shaleh]
Inilah yangmerupakan inti dari manajemen dakwah, yaitu sebuah pengaturan secara sistematik dan koordinatif dalam kegiatan atau aktifitas dakwah yang dimulai dari sebelum pelaksanaan sampai akhir dari kegiatan dakwah.

2.2 Pentingnya Manajemen Dalam Dakwah
Secara global, peradaban materialis telah menciptakan tata dunia yang tidak adil yang dicirikan oleh semakin tingginya “gap” antara si-miskin dan si-kaya, kekuasaan yang dikendalikan oleh para pemilik modal, kesempatan hidup yang selalu harus “dibeli”, dan moral yang selalu ditakar dengan uang. Dunia secara perlahan tapi pasti dicengkeram olehimperialis kapitalis yang mengeruk habis semua kekayaan negara kaya tapi lemah, untuk kepentingan dirinya. Kondisi ini, mau tidak mau mempengaruhi dunia, tidak terkecuali Indonesia. Baik dalam aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, ideologi, pertahanan keamanan, termasuk juga agama, yang sekarang sudah kita rasakan pengaruhnya.
Kenyataan ini mengharuskan kita melalukan ‘perlawanan’ secara imani dan intelektual untuk mengubah keadaan– yang dalam konteks keIslaman, mengubah kondisi yang tidak baik menjadi lebih baik dengan membumikan syariah dalam tiap sudut kehidupan dan keseharian kita. Itulah dakwah. Lalu, apa yang harus dirubah? Jawabannya adalah manusia beserta tatanan hidup yang melingkupinya, dan bukan hanya moral (akhlaq) pada tiap manusianya saja.
Namun, aktivitas dakwah ternyata tidak cukup membutuhkan kesholehan dan keikhlasan bagi para aktivisnya, tetapi juga dibutuhkan kemampuan pendukung berupa manajemen. “Kebaikan yang tidak terorganisir, akan dapat dikalahkan oleh kemunkaran yang terorganisir dengan baik”, demikian sayyidina Ali ra. berujar. Disinilah pentingnya manajemen dalam dakwah, yaitu kemampuan untuk mengumpulkan dan mengelola seluruh potensi dakwah (internal dan eksternal), memberdayakannya, dan menggunakannya sebagai kekuatan dalam melakukan dakwah.
Ada sejumlah alasan mengapa menajemen dakwah dibutuhkan.
a.       Permasalahan kehidupan yang harus dibenahi begitu kompleks dan terintegrasi dalam bungkus ideologi sekuler-kapitalis yang tersistem dengan baik dan masih dianggap sebagai ideologi terbaik.
b.      Banyak komponen dalam aktivitas dakwah yang harus disatukan menjadi satu gerakan yang harmonis dan sinergis
c.       Dakwah merupakan aktivitas yang berdurasi sangat panjang. Maka secara sunatullahmembutuhkan rancangan tahapan aktivitas dan pencapaian yang terstruktur (lihat “Kaidah Kausalitas”, Abdul Karim As Saamiy, 2000)
d.      Adanya manajemen, memperkecil dampak ‘kejutan-kejutan’ yang bisa mengganggu perjalanan dakwah
e.       Ketika Allah dan Rasul-Nya menuntut pelaksanaan suatu aktivitas, berarti Allah dan Rasul-Nya menuntut kita untuk berusaha melaksanakan aktivitas itu dengan memperhatikan hal-hal yang bisa menghantarkan pada terwujudnya aktivitas tersebut.
f.       Firman Allah swt : “Persiapkanlah untuk menghadapi mereka, kekuatan apa saja yang kamu sanggupi” [TQS. al-Anfal: 60]. Dan hadits Rasul saw. : “Ikatlah (untamu) dan bertawakallah kepada Allah !

2.3 Fungsi Manajemen Dakwah
Fungsi manajeman secara umum adalah rangkain berbagai kegiatan yang telah ditetapkan dan memiliki hubungan saling ketergantungan antara yang satu dengan lainya yang dilaksanakan oleh orang-orang dalam organisasi atau bagian-bagian yang diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan.Adapun kegunaan dari manajemen dakwah secara teoritis dan praktis dapat dilihat sesuai dengan fungsi manajemen itu sendiri,  salah satunya fungsi manajemen menurutGeorge R. Terry (1981) sebagai berikut:
a.       Planning (perencanaan)
b.      Organizing (pengorganisasian)
c.       Actuating (penggerakan)
d.      Controlling (pengawasan dan pengendalian)
Sebenarnya masih banyak pendapat lain mengenai fungsi-fungsi manajemen menurut para ahli lainya, namun yang pasti pada setiap manajemen terdapat komponen dasar yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian. Keempat fungsi tersebut tidak dapat dipisah satu dengan lainya dang saling terkait secara integral menurut George R. Terry. Agar kegiatan dakwah tidak berjalan sendiri dan tidak dilakukan sendiri maka perlu melibatkan banyak pihak, banyak sumber dan potensi, sehingga kegiatan dakwah menjadi kebutuhan umat dan mendapat tempat di hati masyarakat. maka kegunaan manajemen dakwah tersebut dapat dilihat dari penerapan empat fungsi manajemen terhadap kegiatan dakwah, fungsi manajemen dakwah tersebut antara lain sebagai berikut:
a.       Fungsi Planning (perencanaan)
Fungsi ini sering disebut dengan perencanaan dakwah (Takhtith) dalam manajemen dakwah. Perencanaan atauplanning adalah proses penyusunan dan penetapan tujuan dan bagaimana menempuhnya atau proses identifikasi ke mana anda menuju dan bagaimana menempuh tujuan itu.Anderson dan Bown, mengatakan bahwa yang dimaksud dengan perencaan adalah proses mempersiapkan seperangkat putusan bagi perbuatan di masa datang. Dari pengertian ada 2 pokok pertayaan yang harus dijawab oleh seluruh perencaan yaitu, apa yang akan dicapai dan bagaimana cara mencapainya. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa perencanaan harus mampu mengkoordinasi kegiatan-kegiatan organisasi kea rah tujuan dan maksud yang telah ditetapkan. Perencanaan dalam dakwah Islamiyah bukan merupakan sesuatu yang baru, akan tetapi aktivitas dakwah di era modern ini membutuhkan sebuah perencanaan yang baik dan menjadi agenda yang harus dilakukan sebelum melangkah ke jenjang dakwah yang selanjutnya.
Perencanaan sebagai fungsi manajemen dalam penerapanya minimal memenuhi 6 unsur pokok, yaitu:
1.      Unsur tindakan/kegiatan
2.      Unsur tujuan yang ingin di capai
3.      Unsur lokasi tempat pelaksaaan tugas
4.      Unsur waktu yang diperlukan
5.      Unsur tenaga pendukung sebagai pelaksana
6.      Unsur tekni yang akan digunakan
Melalui penyusunan peta dakwah yang demikian, diharapkan setiap kegiatan dakwah dapat dilakukan secara bijak dan strategis, sehingga fungsional terhadap permasalahan yang dihadapi umat yang ditetapkan sebagai sasaran. Kegiatan dakwah yang dipandu dengan dipetakan tersebut yang berbasis data demikian akan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.
b.      Fungsi Organizing (pengorganisasian)
Pengorganisasian dakwah (Thanzim) dalam pandangan Islam bukan semata-semata merupakan wadah, akan tetapi lebih menekankan bagaimana pekerjaan dapat dilakukan secara rapi, teratur, dan sistematis. Pengorganisasian dimaksudkan untuk mengelompokan kegiatan dakwah yang sudah direncanakan, sehingga mempermudah pelaksanaanya. Pengorganisasian dakwah adalah seluruh proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab, dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu kesatuan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Pengorganisasian sebagai fungsi manajemen harus mencerminkan adanya pembagian tugas yang merta antara orang-orang yang ada dalam organisasi.
c.       Fungsi Actuating (penggerakan)
Penggerakan dakwah merupakan inti dari manajemen dakwah, karena proses ini semua aktivitas dalam dakwah dilaksanakan, aktivitas-aktivitas dakwah yang direncanakan terealisasikan, fungsi manajemen akan bersentuhan langsung dengan pelaku dakwah. Adapun pengertian penggerakan adalah seluruh pemberian motivasi kerja kepada para bawaan sedemikian rupa, sehingga mereka mampu bekerja dengan ihklas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis. Ada beberapa poin  dari proses penggerakan dakwah yang menjadi kunci dalam kegiatan dakwah , yaitu:
1.      Pemberian motivasi
2.      Bimbingan
3.      Penyengaraan komunikasi
4.      Pengembangan dan peningkatan pelaksana.
Pada hakikatnya fungsi actuating ini adalah untuk mencairkan kebekuan dalam rangka mencapai tingkat produktivitas kerja yang tinggi, di mana setiap orang yang dlibatkan dapat merasa bahwa kegiatan dakwah yang sedang dilakukan adalah juga kepentingan dirinya. Dengan demikian, dakwah tidak akan terpengaruh dalam membentuk karakter dan kepribadian umat.
d.      Fungsi controlling (pengawasan)
Pengawasan adalah suatu proses di mana manajer ingin mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan dakwah yang dilakukan telah sesuai dengan rencana atau tujuan yang hendak dicapai. Dalam manajemen dakwah fungsi ini di sebut dengan pengendlian dan evaluasi dakwah (riqabah), pada organisasi dakwah, penggunaan prosedur pengendalian ini diterapkan untuk memastikan langkah kemajuan yang telah dicapai sesuai dengan sarana dan penggunaan sumber daya manusia secara efisien.
Jadi, fungsi controlling ini pada hakikatnya adalah pengendalian untuk mencari kebenaran. Disisi lain pengawasan juga bertujuan untuk memperbaiki kekeliruan atau kesalahan yang terjadi, sehingga semua pihak yang dilibatkan dalam kegiatan dakwah terhindar dari kesalahan yang berulang-ulang, dan untuk selanjutnya dapat menyelesaikan pekerjaan secara baik, tepat waktu dan sempurna sesuai dengan garis-garis kebijakan yang telah disesepakati bersama.
Meskipun proses dakwah tidak mustahil dapat dilakukan oleh seorang secara sendiri-sendiri, tetapi mengingat kompleksnya persoalan-persoalan dakwah, maka pelaksanaan dakwah oleh seorang sendiri-sendiri kuranglah efektif.Dengan demikian  kegunaan  fungsi-fungsi manajemen tersebut sangat relevan sekali dengan kegiatan dakwah, karena dakwah tanpa perencaan tidak akan efektif bahkan akan kehilngan arah, sedangkan tanpa pengorganisasian kegiatan dakwah kegiatan dakwah akan melelahkan disamping pemborosan. Begitu juga tanpa penggerakan dan pengendalian kegiatan dakwah akan menjadi sumber fitnah karena kehilangan ruh jihad yang ihklas dan secara akumulatif dapat merusak citra Islam sebagai agama yang mulia.














BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam proses pelaksaanya manajemen dakwah akan melibatkan unsur-unsur utamanya serta unsure penunjang, meliputi sumber daya manusia dan sumber daya non manusia, antara lain; dai dan mad’u sebagai sumber daya manusia, sedangkan media dakwah, materi dakwah, metode dakwah dan lain-lain merupakan sumber daya dakwah bukan manusia.Manajemen dalam dakwah dangat diperlukan demi kelancaran berdakwah. Karena tanpa manajemen, kegiatan berdakwah tidak akan berlangsung dengan baik.
3.2 Saran
Demikian makalah kami buat dengan sedemikian rupa. Mungkin masih banyaknya kesalahan yang ada mulai dari penyusuanan kata maupun penyuntingan kalimat, karena keterbatsan kami. Saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan semi perbaikan makalah selanjutnya dan semoga makalah ini bermanfaat bagi semuanya. Amin










DAFTAR PUSTAKA
M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006.
Arsyad, Azhar, Pokok-Pokok Manajemen; Pengetahuan Praktis bagi Pimpinan dan Eksekutif,  Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002.
Abd. Rosyad Shaleh, Manajemen Da’wah, Jakarta: Bulan Bintang, 1986.
Khatib Pahlawan Kayo, Manajemen Dakwah dari Dakwah Konvensional Menuju Dakwah Kontemporer, Jakarta: Amzah, 2007.


Komentar

Postingan Populer