BAB 3 DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW
BAB
3
DAKWAH
NABI MUHAMMAD SAW
A.
DAKWAH DI MEKKAH
1.
MUHAMMAD SAW. DAN TUJUAN
PENGUTUSANNYA
Nabi Muhammad adalah Nabi terakhir yang diutus Allah SWT.
Beliau berasal dari nasab yang mulia
dari keturunan Nabi Ismail bin Ibrahim. Mengingat tugas beliau yang berat,
yaitu memperbaiki wajah dunia yang telah coreng-moreng dalam kejahiliahan, maka
Allah SWT. memilih Muhammad sebagai manusia yang paling layak untuk menerima amanah ini dan mempersiapkannya dengan
berbagai bekal tanpa disadari oleh Muhammad kecil, yaitu:
a.
Tempat tinggal Muhammad kecil yaitu
disebuah desa yang jauh dari pengaruh kota, alam yang segar, dan suasana yang
serba alami.
b.
Penyucian hati Nabi tahap satu di
desa Halimah, perkampungan bani Sa’ad. Muhammad kecil tidak pernah melakukan
tindakan yang dapat merusak citranya dihadapan umatnya di kemudian hari.
c.
Hidup dalam keprihatinan, ditinggal
bapak sejak kecil, setelah itu ditinggal pula oleh ibunya, dan selanjutnya oleh
kakeknya yang begitu menyayanginya.
d.
Latihan kesabaran dengan menggembala
kambing, karena masyarakat kadang lebih susah diatur daripada kambing.
e.
Berperan aktif dalam kegiatan di
masyarakat sejak kecil,ikut serta paman-pamannya dalam hiful fudhul.
f.
Menimba pengalaman internasional,
ikut armada dagang suku Quraisy.
g.
Tidak pernah cacat di masyarakatnya.
h.
Memiliki prestasi yang diakui oleh
umatnya sejak usia belia; menjadi pemersatu umat dalam peletakan kembali Hajar
Aswad.
i.
Muhammad menjelang usia
kematangannya (40 tahun), secara intensif melakukan perenungan tentang hakikat
kehidupan. Beliau memilih Gua Hira’ sebagai tempat perenungan.
Untuk memperkuat kepribadiannya, Allah SWT. membekalinya
dengan berbagai mukjizat, seperti peristiwa Isra’ Mi’raj, terbelahnya bulan,
keluarnya air dari sela-sela jari beliau, bertambahnya makanan, turunnya hujan
segera setelah beliau melakukan istisqa’, dan lain-lain.
2.
KONDISI OBJEKTIF MASYARAKAT ARAB
SAAT NABI DIUTUS
a.
KONDISI KEAGAMAAN
1)
Orang Arab Musyrikin menyembah
Tuhan-Tuhan yang mereka yakini sebagai perantara yang dapat memberikan syafaat
untuk mereka kepada Allah.
2)
Taklid mereka sangat kuat dengan apa
yang dilihat dari orang tua dan nenek moyang mereka
3)
Kerusakan dalam bidang akidah
berimplikasi kepada rusaknya ibadah, tingkah laku, syiar, dan syariat yang
mereka lakukan.
4)
Masuknya unsur berhala dalam ritual
haji.
5)
Persepsi mereka tentang Allah sangat
sempit dan picik.
6)
Menambah dan mengurangi ajaran agama
sesuai dengan hawa nafsu dan kehendak mereka.
7)
Bidang akhlak dan budaya yang ada
pada mereka, seperti bangga dengan garis keturunan, mencela nasab, dll.
b.
KONDISI POLITIK DAN HUKUM
Kondisi politik di Hirah, Syam dan Hijaz sangat rusak.
Manusia terbagi dalam dua kelas, tuan dan budak, atau pemimpin dan rakyat.
Rakyat tak ubah seperti mesin yang siap memproduksi kekayaan buat pemimpinnya,
sedangkan mereka sendiri tidak mendapatkan apa-apa.
Keamanan relatif stabil di Mekkah, hampir tidak terjadi
peperangan sebelum Islam kecuali perang Fijar. Meskipun perang jarang terjadi,
tetapi pencegatan di jalan-jalan merajalela, dan pemerintahan sangat lemah.
Sebelum Islam lahir, kaum kerabat Rasulullah memiliki posisi
penting dalam masyarakat Mekkah, meskipun dari segi kekayaan mereka adalah
orang yang biasa-biasa saja, bahkan di kalangan pedagang Mekkah mungkin mereka
di bawah rata-rata.
c.
KONDISI SOSIOKULTURAL
1)
Hubungan antara laki-laki dan
perempuan sudah rusak
2)
Perlakuan terhadap budak semena-mena
3)
Budaya miras mengakar
d.
KONDISI EKONOMI
Perdagangan adalah pendapatan primadona masyarakat Mekkah
dan Quraisy, sebagaimana yang digambarkan dalam surah Quraisy. Perdagangan ini
tidak cukup aman karena banyaknya penyamun yang selalu mengintai ekspedisi
dagang.
Kemudian perdagangan ini melahirkan kelas orang-orang kaya
yang berfoya-foya di satu sisi dan orang-orang miskin yang terbuang. Sementara
itu ekonomi ribawi adalah landasan ekonomi mereka.
e.
MODAL DASAR YANG BAIK
Meskipun sifat orang Quraisy buruk, tapi ada sifat positif
yang dimiliki mereka, yaitu:
1)
Dermawan
2)
Kuat dalam memegang janji
3)
Memiliki kebanggaan terhadap diri
yang tinggi dan tidak mudah tunduk dengan orang lain.
4)
Teguh dalam memegang prinsip
5)
Peramah dan tidak tergesa-gesa
6)
Masih bersih dari pemikiran dan
budaya asing.
Dengan modal dasar yang baik dan tersingkirnya segala yang
jelek dari hati mereka, maka mereka berubah menjadi muhajirin dan anshar yang
digelar sebagai umat terbaik setelah para nabi.
3.
MATERI DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW.
Al-Mubarakfury menyimpulkan bahwa materi dakwah di Mekkah adalah sebagai
berikut:
1)
Tauhid
2)
Iman kepada hari kiamat
3)
Pembersih jiwa dengan menjauhi
segala kemungkaran dan kekejian yang menimbulkan akibat buruk, dan dengan
melakukan hal-hal yang baik dan utama.
4)
Penyerahan segala urusan kepada
Allah
5)
Semua itu setelah beriman kepada
risalah Muhammad.
4.
METODE DAKWAH NABI DI MEKKAH
a.
TAHAPAN DAKWAH SECARA RAHASIA SELAMA
TIGA TAHUN
Orang yang pertma masuk Islam adalah Khadijah, istrinya.
Selanjutnya masuk Islam pula Zaid bin Haritsah, Ali bin Abi Thalib dan teman
dekat Rasulullah, Abu Bakar as-Shiddiq.
Di antara pendahulu kaum muslimin adalah Bilal bin Rabah, Abu Ubaidah
Amir ibnul Jarrah, Salamah bin Abdil Asad Al-Makhzumi, Arqam bin Abil Arqam, Utsman
bin Madz’un dan dua saudaranya Qudamah dan Abdullah, Ubaid bin Harits bin
al-Mutthalib, Sa’is bin Zaid al-Adawi dan istrinya, yaitu Fatimah binti Khattab
al-Adawiyyah (saudara Umar bin Khattab), Khabbab bin Art, Abdullah bin Mas’ud
al-Hudzali, dan lain-lain. Mereka semuanya dari anak keturunan Quraisy. Mereka
masuk Islam secara rahasia dan Rasulullah membimbing mereka pun dengan rahasia
pula.
b.
TAHAPAN DAKWAH SECARA
TERANG-TERANGAN TERHADAP PENDUDUK MEKKAH MULAI TAHUN KEEMPAT KENABIAN SAMPAI
AKHIR TAHUN KESEPULUH KENABIAN
1)
Mengundang Bani Hasyim ke rumahnya,
dilakukan selama dua kali untuk menjelaskan bahwa beliau diutus oleh Allah.
2)
Undangan terbuka kepada seluruh
masyarakat Quraisy di Bukat Shafa. Di sini beliau ingin melihat bagaimana
pandangan masyarakat Quraisy terhadap kepribadian beliau. Masyarakat Quraisy
sepakat bahwa beliau adalah orang yang tidak berdusta. Setelah itu beliau
mengumumkan kenabiannya.
3)
Menyatakan sikap tegas terhadap
hakikat ajaran yang dibawa dan mengecam keyakinan keliru yang tersebar di
masyarakat. Hal ini dilakukan setelah turun ayat 94 Surat al-Hijr.
4)
Melakukan pembinaan dan pengkaderan
intensif di rumah Arqam bin Abil Arqam.
5)
Menyuruh sebagian kaum muslimin
untuk melakukan hijrah ke Habasyah dengan tujuan untuk mnyelamatkan sebagian
iman kaum muslimin dari fitnah (tahun kelima kenabian).
c.
TAHAPAN DAKWAH DI LUAR MEKKAH,
BERANGSUNG DARI AKHIR TAHUN KESEPULUH KENABIAN SAMPAI HIJRAH KE MADINAH
1)
Melakukan perjalanan ke Thaif.
2)
Menawarkan Islam kepada
kabilah-kabilah dan pribadi-pribadi.
3)
Di antara hasil dakwah gerilya
Rasulullah tersebut adalah masuk Islamnya enam orang penduduk Yatsrib.
4)
Bai’at Aqabah I (tahun kedua
kenabian), jumlah peserta bai’at: 12 orang.
5)
Bai’at Aqabah II (tahun ketigabela
kenabian) jumlah peserta bai’at: 70 orang laki-laki dan 2 orang wanita.
6)
Hijrah ke Madinah
5.
SARANA DAKWAH NABI DI MEKKAH
a.
SARANA FISIK
1)
Masjidilharam sebagai sarana untuk
memperlihatkan kekuatan kaum muslimin.
2)
Bukit Shafa sebagai tempat pertemuan
umum di lapangan terbuka.
3)
Rumah sebagai tempat pengkaderan
para sahabat.
4)
Tabligh terbuka, kefasihan, dan
retorika Rasulullah yang baik.
5)
Dakwah bil haal
6)
Melakukan ta’akhi (mempersaudarakan kaum muslimin).
7)
Meminta bantuan kepada orang lain
untuk ta’ziz (kemuliaan) dakwah.
b.
SARANA NONFISIK
1)
Hubungan Rasulullah SAW. yang sangat
dekat dengan Allah
2)
Kejujuran dan kepribadian Rasulullah
yang luhur.
3)
Kehati-hatian dan kewaspadaan.
4)
Menerapkan strategi dan sistem yang
tertata baik
6.
PROBLEMATIKA DAKWAH DAN KETEGARAN
RASULULLAH SWA.
a.
DI ANTARA JALAN YANG HALUS
1)
Melakukan negosiasi kepada Abu
Thalib agar Muhammad menghentikan dakwahnya.
2)
Menawarkan kepada Muhammad apa saja
yang diinginkan baik harta, wanita, kedudukan, dan lain-lain
3)
Menawarkan ibadah secara bergantian
b.
DI ANTARA JALAN YANG AGAK KASAR
1)
Mencemooh, menghina, melecehkan,
mendustakan, serta menertawakan, seperti dituduh sebagai orang gila.
2)
Melontarkan propaganda palsu dengan
mengatakan bahwa ajaran muhammad adalah dongeng orang-orang terdahulu
c.
DI ANTARA TINDAKAN KASAR
1)
Menebar duri di tempat Rasulullah
lewat
2)
Melakukan penyiksaan kepada beberapa
pengikut Islam
3)
Blokade multidimensi
4)
Upaya pembunuhan Nabi SAW
7.
CIRI UMUM DAKWAH RASULULLAH DI
MEKKAH
a.
Perhatian dakwah terfoku pada upaya
untuk menyampaikan dakwah dan menyebarkannya dengan cara sirriyah (sembunyi) maupun jahiriyyah
(terang-terangan).
b.
Memperhatikan aspek tarbiyah (pengkaderan terpadu) bagi
orang yang menerima dakwah dengan upaya untuk men-‘tazkiyah’ (menyucikan) hati orang yang didik dan menumbuhkan mereka
selalu dalam suasana hidayah.
c.
Berusaha untuk tidak terjadi kontak
fisik dengan musuh dan mencukupkan diri dengan melakukan jihat dakwah meskipun
gangguan dari musuh cukup menyakitkan hati pihak kaum muslimin.
d.
Selalu aktif melakukan manuver dalam
dakwah dan tidak terpaku hanya di tempat mulai tumbuhnya.
e.
Melakukan kegiatan dan menentukan
strategi yang berkesinambungan untuk dakwah ke depan.
B.
DAKWAH NABI SAW. DI MADINAH
1.
HIJRAH SEBAGAI METODE DAKWAH
Keberhasilan gerakan hijrah merupakan kemenangan besar bagi
Islam dan kaum muslimin. Hijrah merupakan tonggak kehidupan baru kaum muslimin.
Di negeri ini mereka mulai menerapkan sistem kehidupan baru sesuai dengan
perintah Allah SWT.. penerapan sistem baru ini tampak di semua sektor
kehidupan, baik itu politik, sosial maupun dalam skala personal.
2.
NEGARA MADINAH, SARANA BARU DAKWAH
RASULULLAH
a.
MEMBANGUN MASJID
Masjid merupakan pusat pendidikan umat Islam dan simbol
hubungan masyarakat Islam dengan Tuhannya. Masjid Nabawi saat itu menjadi
pabrik pencetakan masyarakat yang berperadaban tinggi. Masjid sangat efektif
untuk menghilangkan semua status keduniaan dan menjadikan semua lapisan
masyarakat Islam hidup tanpa sekat kelas sosial.
b.
MENJALIN PERSAUTAN SESAMA MUSLIM
Hubungan sesama warga negara saat itu diikat dengan rasa
cinta, saling membantu, dan semangat persaudaraan. Dalam tingkat aplikasinya,
kebijakan ini dilaksanakan dengan mempersaudarakan antara orang-orang muhajirin
dan anshar.
Di samping menjalin persaudaraan antara muhajirin dan
anshar, Rasulullah juga membuat perjanjian antarkabilah untuk menyingkirkan
segala dendam lama yang pernah terjadi di antara mereka.
3.
TURUNNYA PERINTAH JIHAD
Seletah hijrah berlangsung, syariat jihad diturunkan dan
kaum muslimin diizinkan untuk melakukan perang. Setelah syariat jihad
diturunkan, berturut-turut perang terjadi. Setelah berlangsung selama 10 tahun,
wilayah teritorial daulah islamiyah meluas sampai meliputi seluruh jazirah
Arab, Irak Selatan, dan Palestina.
Setelah turun perintah jihad, nonmuslim terbagi dalam tiga
kategori: ahlu wa hudnah (kelompok
yang menyatakan keinginan hidup berdampingan dengan damai), ahlu harb (kelompok yang memilih perang)
dan ahlu dzimmah (kelompok yang
meminta jaminan hidup di bawah pemerintahan Islam).
4.
DAKWAH DENGAN MENGIRIM DUTA DAN
SURAT
Langkah pertama yang diambil Rasulullah adalah mengutus duta
ke Romawi, Persia, Syam, Bahrain dan Yaman, dan masing-masing duta diamanahkan
untuk menyampaikan surat dari Rasulullah yang isinya adalah mengajak raja,
pembesar, dan rakyat negeri tersebut agar memeluk Islam. Jumlah surat yang
dikirim oleh Rasulullah lebih dari 50.
Duta yang diutus Rasulullah adalah sahabat yang cinta
kepada Allah dan Rasulnya dengan keyakinan yang teguh, memahami Islam
sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah, dan mereka memiliki kecerdasan yang
tinggi.
5.
NABI DAN PEPERANGAN
Dalam hal ini perang dalam Islam adalah jihad untuk
membebaskan manusia dari sistem kediktatoran menuju sistem keadilan; melindungi
dam membela orang-orang lemah, baik kaum lelaki, wanita dan anak-anak; dan
menyucikan bumi Allah dari segala macam penghianatan dan permusuhan menjadi
bumi yang penuh dengan keamanan, kedamaian, kasih sayang, perhatian terhadap
hak asasi manusia dan harga diri.
6.
MASYARAKAT MADINAH DI BAWAH NAUNGAN
SYARIAT ISLAM
Di bawah kepemimpinan Rasulullah, sektor politik
benar-benar diperuntukkan buat khidmat kepada dakwah. Semua kebijakan negara
dibuat untuk kebaikan agama dan masyarakat.
Di bidang ekonomi, secara umum Madinah menghadapi masalah
serius karena banyaknya pendatang yang memadati kota tanpa membawa harta dan
tidak memiliki pekerjaan.
Di sektor sosial, Rasulullah sangat memerhatikan pembinaan
masyarakat. Masyarakat adalah pilar utama tegaknya sebuah negara. Di bidang
rukiah, Islam juga membimbing umatnya untuk melakukan pembenahan. Untuk
memenuhi kebutuhan manusia dalam bidang ini Allah SWT. menurunkan
perintah-perintah syara’ yang
berhubungan langsung antara hamba dengan pencipta-Nya.
7.
MASA-MASA AKHIR DAKWAH RASULULLAH
a.
Melaksanakan haji Wada’
Setelah tugas dakwah hampir berakhir dan Mekkah sudah
berada dalam pangkuan Islam, pada bulan Dzulhijah tahun 10 H. Rasulullah
melaksanakan ibadah haji, yang pertama dan terakhir. Haji ini dikenal dalam
sejarah dengan haji Wada’ yang berarti haji perpisahan.
b.
Mengirim ekspedisi ke Romawi
Rasulullah mengirim pasukan di bawah komando Usamah bin
Zaid yang masih amat belia. Pasukan ini diberangkatkan menuju wilayah Balqa’
dan Darum di Paletina dengan tujuan untuk menakut-nakuti Romawi dan
mengembalikan kepercayaan di hati masyarakat Arab yang tinggal di perbatasan.
8.
HARI-HARI TERAKHIR BERSAMA
RASULULLAH
Rasulullah menderita sakit selama 13 atau 14 hari, mulai
tanggal 29 Shafar tahun 11 H, setelah menghadiri pemakaman jenazah di Baqi’.
9.
CIRI UMUM DAKWAH DI MADINAH
a.
Menjaga kesinambungan tarbiyah dan tazkiyah bagi sahabat yang telah memeluk Islam
b.
Mendirikan Daulah Islamiyyiah
c.
Adanya keseriusan untuk menerapkan
hukum syariat untuk seluruh lapisan masyarakat.
d.
Hidup berdampingan dengan musuh
Islam yang menyatakan ingin hidup damai dan bermuamalah dengan mereka dengan
aturan yang jelas
e.
Menghadapi secara tegas pihak yang
memilih perang serta melakukan psy war
(perang urat saraf) bagi kelompok yang selalu mengintai peluang atau menunggu
kesempatan untuk menyerang daulah Islamiah dengan mengirim pasukan-pasukan
kecil, serta melakukan persiapan kekuatan berkesinambungan untuk meghadapi
beberapa kemungkinan tersebut
f.
Merealisasikan universalita dakwah
Islam dengan merambah seluruh kawasan dunia.
g.
Melalui surat, mengirim duta,
mengirim rombongan, menerima utusan yang datang.
Komentar
Posting Komentar