Komunikasi Interpersonal dalam Konseling


Makalah Komunikasi Konseling
Komunikasi Interpersonal Dalam Konseling
Dosen Pengampu:
Adiansyah, M.Pd.I
Description: F:\UCDownloads\Images\20151019203027.jpg








Disusun Oleh : Kelompok 11
1.      Husnul Khatimah Fitri 
2.      Ekawati 
3.      Samsul Bahri  
Kelas : BKI III A

Fakultas Ushuludin, Adab dan Dakwah (FUAD)
Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Pontianak
Tahun Ajaran 2016/2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Komunikasi Interpersonal Dalam Konseling” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Adiansyah, M.Pd.I  selaku dosen mata kuliah “Komunikasi Konseling” yang telah memberikan tugas ini kepada kami.           
            Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
komunikasi interpersonal dalam konseling. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.       
            Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.


Pontianak, 12 November 2016



Penyusun        




DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan
A.     Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
C.     Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 2
Bab II Pembahasan
A.    Pengertian Dakwah dan Fungsinya .......................................................................... 3
B.     Dakwah sebagai Amr Ma’ruf Nahi Munkar ............................................................... 4
C.     Cara Agar Terhindar Dari Perbuatan Munkar ........................................................... 7
Bab III Penutup
A.     Kesimpulan ............................................................................................................... 9
B.     Saran ......................................................................................................................... 10
Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 11




BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari yang paling banyak dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sejak bangun tidur di pagi hari sampai tidur lagi di larut malam, sebagian besar dari waktu kita digunakan untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Dengan demikian kemampuan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang paling dasar. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami perbedaan pendapat, ketidaknyamanan situasi atau bahkan terjadi konflik yang terbuka yang disebabkan adanya kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Menghadapi situasi seperti ini, manusia baru akan menyadari bahwa diperlukan pengetahuan mengenai bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan efektif.yang harus dimiliki seorang manusia.

Komunikasi mengacu kepada tindakan, oleh satu orang atau lebih yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan, terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Melalui komunikasi interpersonal terwujudlah salah satu tujuan, yaitu untuk membantu. Sama halnya dengan konseling yang bertujuan untuk membantu konseli mengentaskan masalahnya.

Efektifitas seorang komunikator dapat dievaluasi dari sudut sejauh mana tujuan-tujuan tersebut dicapai. Persyaratan untuk keberhasilan komunikasi adalah mendapat perhatian. Jika pesan disampaikan tetapi penerima mengabaikannya, maka usaha komunikasi tersebut akan gagal. Keberhasilan komunikasi juga tergantung pada pemahaman pesandan penerima. Jika penerima tidak mengerti pesan tersebut,maka tidaklah mungkin akan berhasil dalam memberikan informasi atau mempengaruhinya. Bahkan jika suatu pesan tidak dimengerti, penerima mungkin tidak meyakini bahwa informasinya benar, sekalipun komunikator benar-benar memberikan arti apa yang dikatakan.

Kemampuan berkomunikasi interpersonal yang baik dan efektif sangat diperlukan oleh manusia agar dia dapat menjalani semua aktivitasnya dengan lancar. Terutama ketika seseorang melakukan aktivitas dalam situasi yang formal, misal dalam lingkungan kerja. Lebih penting lagi ketika aktivitas kerja seseorang adalah berhadapan langsung dengan orang lain dimana sebagian besar kegiatannya merupakan kegiatan komunikasi interpersonal.

Agar komunikasi dapat berjalan lancar, maka dibutuhkan keahlian dalam berkomunikasi (communication skill). Dan tidaklah semua orang memiliki communication skill. Banyak orang yang berkomunikasi hanya mengandalkan gaya yang dipakai sehari-hari. Mereka menganggap cara komunikasi yang mereka pakai sudah benar. Padahal kalau dicermati masih banyak kesalahan dalam berkomunikasi.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, maka dapat dirumuskan sebuah masalah, yaitu: “Bagaimana Komunikasi Interpersonal dalam Konseling?”. Dapat pula diuraikan menjadi beberapa subbab, yaitu:

1.      Apa definisi dan komponen komunikasi interpersonal?

2.      Apa perbedaan antara konseling dan nasehat?

3.      Bagaimana proses dan teknik dalam konseling?

4.      Apa saja faktor yang mengefektifkan dan menghambat komunikasi interpersonal dalam konseling?

C.     Tujuan Penulisan

1.      Agar mengetahui definisi dan komponen komunikasi interpersonal

2.      Agar mengetahui perbedaan antara konseling dan nasehat

3.      Agar mengaplikasikan proses dan teknik dalam konseling

4.      Agar dapat memahami faktor yang mengefektifkan dan menghambat komunikasi interpersonal dalam konseling.

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Definisi Komunikasi Interpersonal

Menurut (Riswandi, 2009) definisi komunikasi interpersonal dapat dijelaskan dari 3 perspektif, yaitu:

1.      Perspekstif komponensial

Komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan di antara dua orang atau sekelompok orang dengan berbagai umpan balik dan efek.

2.      Perspektif pengembangan

Komunikasi interpersonal dianggap sebagai proses yang berkembang, yaitu dari hubungan yang bersifat impersonal meningkat menjadi interpersonal.

3.      Perspektif hubungan/pasangan

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung di antara dua orang.[1]

De Vito (2004: 4), lebih menyoroti komunikasi interpersonal berdasarkan sisi keintiman. Ia menyebutnya dengan istilah established relationship, dyadic primary, dan dyadic coalition. Sebuah komunikasi interpersonal adalah sebuah bentuk komunikasi yang terdiri dari dua orang dengan hubungan yang mantap, hubungan personal yang saling menguntungkan, serta adanya kesadaran dari masing-masing partisipan untuk berfikir positif tentang hubungan mereka. Hubungan ini terwujud antara anak dengan orang tuanya, dua saudara, murid dan guru, sepasang kekasih, dua sahabat, dan sebagainya. Berdasarkan ciri yang diungkapkan oleh De Vito, menunjukkan bahwa keintiman adalah syarat mutlak bagi terwujudnya komunikasi interpersonal.[2]

B.     Komponen dalam Komunikasi Interpersonal

1.      Pengirim-penerima

Istilah pengirim-penerima digunakan untuk menekankan bahwa fungsi pengirim dan penerima ini dilakukan oleh setiap orang terlibat dalam komunikasi interpersonal. Hal ini menegaskan bahwa, pertama; proses komunikasi interpersonal tidak dapat terjadi pada diri sendiri (intrapersonal). Kedua; komunikasi interpersonal berkaitan dengan manusia, bukan hewan, mesin, gambar, atau benda lainnya. Ketiga; komunikasi interpersonal terjadi di antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang.





2.      Encoding-decoding

Encoding adalah tindakan menghasilkan pesan. Artinya pesan-pesan yang disampaikan di “kode” atau diformulasikan terlebih dahulu dengan menggunakan kata-kata, simbol-simbol, dan sebagainya.

Decoding adalah tindakan untuk menginterprestasikan dan memahami pesan-pesan yang diterima.

3.      Pesan-pesan

Dalam komunikasi interpersonal, pesan-pesan ini bisa berbentuk verbal atau non verbal, atau gabungan antara verbal dan nonverbal.

4.      Saluran

Dalam komunikasi interpersonal, lazimnya para pelaku bertemu secara tatap muka.

5.      Gangguan (noise)

Gangguan mencakup 3 hal, yaitu:

a.       Gangguan fisik, seperti kegaduhan, interupsi.

b.      Gangguan psikologis, seperti emosi, sikap, nilai, atau status peserta.

c.       Gangguan sematik, terjadi karena kata-kata atau simbol yang digunakan seringkal memiliki makna ganda, sehingga penerima gagal menangkap maksud si pengirim pesan.

6.      Umpan balik

Umpan balik memainkan peran sangat penting dalam proses komunikasi interpersonal, karena pengirim dan penerima pesan secara terus menerus dan secara bergantian memberikan umpan balik dalam berbagai cara, baik verbal (dengan pertanyaan atau jawaban dengan kaitannya dengan apa yang dibicarakan) maupun nonverbal (senyuman, anggukan kepala, gelengan kepala).

7.      Konteks

Ada 3 dimensi konteks dalam proses komunikasi interpersonal, yaitu:

a.       Dimensi fisik, yaitu tempat dimana komunikasi berlangsung

b.      Dimensi sosial psikologis, mencakup misalnya status hubungan di antara orang-orang yang terlibat komunikasi, seperti akrab-tidak akrab, norma dan nilai budaya, formal atau informal, serius-tidak serius.

c.       Dimensi temporal, adanya suaty pesan khusus yang sesuai dengan rangkaian peristiwa komunikasi.

8.      Bidang pengalaman (field of experience)

Komunikasi akan semakin efektif apabila para pelaku mempunyai bidang pengalaman yang sama. Sebaliknya komunikasi akan semakin sulit jika para pelakunya mempunyai bidang pengalaman yang tidak sama.

Contohnya: Ali adalah mahasiswa FIKOM semester III. Ketika akan mengisi KRS semester IV ia bertukar pikiran dengan Minah, pembantunya yang hanya lulusan SD. Minah akan bingung dan bengong, karena ia tidak mengerti apa itu KRS, dan sebagainya

9.      Efek

Proses komunikasi selalu mempunyai berbagai akibat, baik positif, maupun negatif pada salah satu atau keduanya.[3]

C.     Perbedaan Konseling dan Nasehat

1.      Berdasarkan pengertian

Konseling adalah memberikan fakta-fakta sehingga konseli dapat membuat keputusan, membuat konseli bertanya dan mendiskusikan masalah pribadinya. Konseling didesain untuk menolong konseli untuk memahami dan menjelaskan pandangan mereka terhadap kehidupan, dan untuk membantu mencapai tujuan penentuan diri mereka melalui pilihan yang telah diinformasikan dengan baik serta bermakna bagi mereka, dan melalui pemecahan masalah emosional atau karakter interpersonal.[4]

Nasehat adalah memberitau konseli apa yang sebaiknya konseli lakukan, menghakimi perilakunya di masa lalu dan sekarang.

2.      Berdasarkan sifatnya

Konseling lebih bersifat persuasif, sementara nasehat bersifat memaksa.

3.      Berdasarkan subjeknya

Konseling hanya bisa dilakukan oleh orang yang mempunyai keterampilan dalam bidang konseling sedangkan nasehat bisa dilakukan orang siapa saja.

D.    Proses Konseling

1.      Pembinaan dan pemantapan hubungan baik (rapport). Beberapa teknik untuk menguasai rapport adalah:

a.       Memberikan salam

b.      Memperkenalkan diri

c.       Topik pembicaraan yang sesuai

d.      Menciptakan suasanan yang aman dan nyaman: sikap hangat, realisasi tujuan bersama.

2.      Pengumpulan dan pemberian informasi.

3.      Perencanaan, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah

E.     Teknik Teknik Dalam Konseling

1.      Pendekatan authoritatian atau directive Pusat dari keberhasilan konseling adalah dari konselor.

2.      Pendekatan non-directive atau conseli centred konseli diberikan kesempatan untuk memimpin proses konseling dan memecahkan masalah sendiri.

3.      Pendekatan edetic konselor menggunakan cara yang baik sesuai dengan masalah konseli.[5]

F.      Efektifitas Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang. Menurut Kumar, lima ciri efektifitas Komunikasi interpersonal sebagai berikut:

1.      Keterbukaan (openess).

Niat tulus untuk terbuka dari seorang komunikator kepada komunikan merupakan langkah awal yang akan membawa hubungan kepada saling keterbukaan. Ada kecenderungan bahwa kita akan terbuka terhadap orang lain yang terbuka dengan kita.

2.      Empati (empathy)

Empati diartikan sebagai kemampuan untuk merasakan apa yang orang lain rasakan dan dapat melakukan sesuatu yang nyata untuk mewujudkan rasa kepedulian kita terhadap apa yang orang lain alami.

3.      Dukungan (supportiveness)

Dukungan merupakan pengenalan kognitif atau verbal tetapi hanya tentang seseorang/pribadi, bukan tentang sebuah tindakan. Sebuah pujian selalu diarahkan untuk sebuah tindakan.

4.      Rasa positif (positiveness)

Rasa positif merupakan kecenderungan seseorang untuk mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa merasa bersalah yang berlebihan, menerima diri sebagai orang yang penting dan bernilai bagi orang lain, memiliki keyakinan atas kemampuannya untuk mengatasi persoalan, peka terhadap kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang telah diterima.

5.      Kesetaraan (equality)

Dalam sebuah komunikasi yang mengandung kesetaraan, perbedaan-perbedaan yang ada dipahami bukan sebagai sumber konflik, tetapi lebih pada memahami ketidaksamaan.

“Sesungguhnya Allah tidak melihat tubuhmu dan rupamu melainkan Allah melihat hati dan perbuatanmu” (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Hadits ini memberikan sinyal kepada manusia agar dalam berinteraksi dengan manusia lainnya tidak silau dengan tampilan luarnya saja, baik berupa sesuatu yang menempel di tubuhnya maupun jabatan yang disandangnya.[6]

G.    Faktor Penghambat Komunikasi Interpersonal Dalam Konseling

1.      Faktor individual

Orientasi cultural (keterikatan budaya) merupakan factor individual yang dibawa seseorang dalam melakukan interaksi. Orientasi ini merupakan gabungan dari factor fisik maupun kepekaan pancaindera (kemampuan untuk melihat dan mendengar), usia dan jenis kelamin, sudut pandang atau nilai-nilai yang dianut, serta factor social diantaranya sejarah keluarga dan relasi, jaringan social, peran dalam masyarakat, status social dan peran social.

2.      Faktor yang berkaitan dengan interaksi

Meliputi tujuan dan harapan terhadap komunikasi , sikap terhadap interaksii, serta pembawaan diri seseorang terhadap orang lain seperti kehangatan, perhatian, dukungan.

3.      Faktor situasional

Situasi selama melakukan komunikasi sangat mempengaruhi keberhasilan komunikasi, lingkungan yang tenang dan terjaga privasinya merupaka situasi yang sangat mendukung, begitu pula sebaliknya.

4.      Kompetensi dalam melakukan percakapan

Agar komunikasi interpersonal berjalan lancar dan mendatangkan hasil yang diharapkan, baik komunikator maupun komunikan perlu memilii kemampuan dan kecakapan dalam melakukan komunikasi interpersonal. Kompetensi yang harus dipenuhi tersebut meliputi :

a. Empati (empathy) adalah kecakapan memahami perasaan dan pengertisn orang lain

b.Perspektif sosial adalah kecakapan melihat kemungkinan-kemungkinan perilaku yang diambil oleh orang yang kita ajak komunikasi.

c. Kepekaan (sensivity) tehadap sesuatu hal dalam Komunikasi interpersonal dalam konseling

d.    Pengetahuan akan situasi pada saat melakukan Komunikasi interpersonal dalam konseling

e. Memonitor diri adalah kemampuan menjaga ketepatan perilaku dan pengungkapan komunikan.

f. Kecakapan dalam tingkah laku antara lain keterlibatandalam berinteraksi.[7]




BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Komunikasi interpersonal adalah sebuah bentuk komunikasi yang terdiri dari dua orang dengan hubungan yang mantap, hubungan personal yang saling menguntungkan, serta adanya kesadaran dari masing-masing partisipan untuk berfikir positif tentang hubungan mereka. Adapun komponen dalam komunikasi interpersonal, yaitu:

1.      Pengirim-penerima

2.      Encoding-decoding

3.      Pesan-pesan

4.      Saluran

5.      Gangguan (noise)

6.      Umpan balik

7.      Konteks

8.      Bidang pengalaman (field of experience)

9.      Efek

Konseling adalah memberikan fakta-fakta sehingga konseli dapat membuat keputusan, membuat konseli bertanya dan mendiskusikan masalah pribadinya. Konseling didesain untuk menolong konseli untuk memahami dan menjelaskan pandangan mereka terhadap kehidupan, dan untuk membantu mencapai tujuan penentuan diri mereka melalui pilihan yang telah diinformasikan dengan baik serta bermakna bagi mereka, dan melalui pemecahan masalah emosional atau karakter interpersonal. Nasehat adalah memberitau konseli apa yang sebaiknya konseli lakukan, menghakimi perilakunya di masa lalu dan sekarang.

Proses Konseling meliputi beberapa tahap, yaitu:

1.      Pembinaan dan pemantapan hubungan baik (rapport).

2.      Pengumpulan dan pemberian informasi.

3.      Perencanaan, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah

Dengan menggunakan beberapa teknik teknik dalam konseling

1.      Pendekatan authoritatian atau directive Pusat dari keberhasilan konseling adalah dari konselor.

2.      Pendekatan non-directive atau conseli centred konseli diberikan kesempatan untuk memimpin proses konseling dan memecahkan masalah sendiri.

3.      Pendekatan edetic konselor menggunakan cara yang baik sesuai dengan masalah konseli.[8]

Efektifitas komunikasi interpersonal dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:

1.      Keterbukaan (openess).

2.      Empati (empathy)

3.      Dukungan (supportiveness)

4.      Rasa positif (positiveness)

5.      Kesetaraan (equality)

Adapun faktor penghambat komunikasi interpersonal dalam konseling

1.      Faktor individual

2.      Faktor yang berkaitan dengan interaksi

3.      Faktor situasional

4.      Kompetensi dalam melakukan percakapan

B.     Saran

1.      Dalam konseling hendaklah harus mengerti latar belakang konseli, agar tidak terjadi kesalapahaman.

2.      Penggunaan komunikasi verbal dan nonverbal hendaklah disesuaikan dengan kondisi.




DAFTAR PUSTAKA

  Riswandi. Ilmu Komunikasi. (Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009). Ed. 1.

  Dr. Suciati, S.Sos, M.Si. Komunikasi Interpersonal (Sebuah Tinjauan Psikologis dan Perspektif Islam). (Yogyakarta: Buku Litera, 2015). Cet. I.

  John McLEOD. Pengantar Konseling.  (Jakarta: Kencana, 2006). Ed. 3. Cet. 1.

  Kristyawansuri. Komunikasi Interpersonal Konseling. http://www.slideshare.net. Di download 29 November 2016

  Indah Fedri. Komunikasi Interpersonal dalam Konseling. http://indah-fedri.blogspot.co.id. Di download 29 November 2016



[1] Riswandi. Ilmu Komunikasi. (Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009). Ed. 1. Hlm. 86
[2] Dr. Suciati, S.Sos, M.Si. Komunikasi Interpersonal (Sebuah Tinjauan Psikologis dan Perspektif Islam). (Yogyakarta: Buku Litera, 2015). Cet. I. Hlm. 1-3.
[3] Riswandi. Ilmu Komunikasi. (Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009). Ed. 1. Hlm. 82-84
[4] John McLEOD. Pengantar Konseling.  (Jakarta: Kencana, 2006). Ed. 3. Cet. 1. Hlm.8
[5] Kristyawansuri. Komunikasi Interpersonal Konseling. http://www.slideshare.net. Di download 29 November 2016
[6] Dr. Suciati, S.Sos, M.Si. Komunikasi Interpersonal (Sebuah Tinjauan Psikologis dan Perspektif Islam). (Yogyakarta: Buku Litera, 2015). Cet. I. Hlm. 75
[7] Indah Fedri. Komunikasi Interpersonal dalam Konseling. http://indah-fedri.blogspot.co.id. Di download 29 November 2016
[8] Kristyawansuri. Komunikasi Interpersonal Konseling. http://www.slideshare.net. Di download 29 November 2016

Komentar

Postingan Populer