Komunikasi Interpersonal dalam Konseling
Makalah
Komunikasi Konseling
Komunikasi
Interpersonal Dalam Konseling
Dosen
Pengampu:
Adiansyah, M.Pd.I

Disusun
Oleh : Kelompok 11
1. Husnul Khatimah Fitri
2. Ekawati
3. Samsul Bahri
Kelas : BKI III A
Fakultas
Ushuludin, Adab dan Dakwah (FUAD)
Institut
Agama Islam Negeri (IAIN)
Pontianak
Tahun
Ajaran 2016/2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Komunikasi
Interpersonal Dalam Konseling” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan
juga kami berterima kasih pada Bapak Adiansyah, M.Pd.I selaku dosen mata kuliah “Komunikasi
Konseling”
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai komunikasi interpersonal dalam konseling. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai komunikasi interpersonal dalam konseling. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Pontianak, 12 November 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan
A.
Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
C.
Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 2
Bab II Pembahasan
A. Pengertian Dakwah dan Fungsinya .......................................................................... 3
B. Dakwah
sebagai Amr Ma’ruf Nahi Munkar ............................................................... 4
C. Cara Agar Terhindar Dari Perbuatan
Munkar ........................................................... 7
Bab III Penutup
A.
Kesimpulan ............................................................................................................... 9
B.
Saran ......................................................................................................................... 10
Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kegiatan komunikasi
interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari yang paling banyak dilakukan oleh
manusia sebagai mahluk sosial. Sejak bangun tidur di pagi hari sampai tidur
lagi di larut malam, sebagian besar dari waktu kita digunakan untuk
berkomunikasi dengan manusia yang lain. Dengan demikian kemampuan berkomunikasi
merupakan suatu kemampuan yang paling dasar. Akan tetapi dalam kehidupan
sehari-hari kita sering mengalami perbedaan pendapat, ketidaknyamanan situasi
atau bahkan terjadi konflik yang terbuka yang disebabkan adanya kesalahpahaman
dalam berkomunikasi. Menghadapi situasi seperti ini, manusia baru akan
menyadari bahwa diperlukan pengetahuan mengenai bagaimana cara berkomunikasi
yang baik dan efektif.yang harus dimiliki seorang manusia.
Komunikasi mengacu
kepada tindakan, oleh satu orang atau lebih yang mengirim dan menerima pesan
yang terdistorsi oleh gangguan, terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai
pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Melalui
komunikasi interpersonal terwujudlah salah satu tujuan, yaitu untuk membantu.
Sama halnya dengan konseling yang bertujuan untuk membantu konseli mengentaskan
masalahnya.
Efektifitas seorang
komunikator dapat dievaluasi dari sudut sejauh mana tujuan-tujuan tersebut
dicapai. Persyaratan untuk keberhasilan komunikasi adalah mendapat perhatian.
Jika pesan disampaikan tetapi penerima mengabaikannya, maka usaha komunikasi
tersebut akan gagal. Keberhasilan komunikasi juga tergantung pada pemahaman
pesandan penerima. Jika penerima tidak mengerti pesan tersebut,maka tidaklah
mungkin akan berhasil dalam memberikan informasi atau mempengaruhinya. Bahkan
jika suatu pesan tidak dimengerti, penerima mungkin tidak meyakini bahwa
informasinya benar, sekalipun komunikator benar-benar memberikan arti apa yang
dikatakan.
Kemampuan berkomunikasi
interpersonal yang baik dan efektif sangat diperlukan oleh manusia agar dia
dapat menjalani semua aktivitasnya dengan lancar. Terutama ketika seseorang
melakukan aktivitas dalam situasi yang formal, misal dalam lingkungan kerja.
Lebih penting lagi ketika aktivitas kerja seseorang adalah berhadapan langsung
dengan orang lain dimana sebagian besar kegiatannya merupakan kegiatan
komunikasi interpersonal.
Agar komunikasi dapat
berjalan lancar, maka dibutuhkan keahlian dalam berkomunikasi (communication skill). Dan tidaklah semua
orang memiliki communication skill. Banyak orang yang berkomunikasi hanya
mengandalkan gaya yang dipakai sehari-hari. Mereka menganggap cara komunikasi
yang mereka pakai sudah benar. Padahal kalau dicermati masih banyak kesalahan
dalam berkomunikasi.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang yang sudah diuraikan, maka dapat dirumuskan sebuah masalah, yaitu:
“Bagaimana Komunikasi Interpersonal dalam Konseling?”. Dapat pula diuraikan
menjadi beberapa subbab, yaitu:
1. Apa definisi dan
komponen komunikasi interpersonal?
2. Apa perbedaan antara
konseling dan nasehat?
3. Bagaimana proses dan
teknik dalam konseling?
4. Apa saja faktor yang
mengefektifkan dan menghambat komunikasi interpersonal dalam konseling?
C.
Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui
definisi dan komponen komunikasi interpersonal
2. Agar mengetahui
perbedaan antara konseling dan nasehat
3. Agar mengaplikasikan
proses dan teknik dalam konseling
4. Agar dapat memahami
faktor yang mengefektifkan dan menghambat komunikasi interpersonal dalam
konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Komunikasi Interpersonal
Menurut (Riswandi, 2009) definisi komunikasi
interpersonal dapat dijelaskan dari 3 perspektif, yaitu:
1.
Perspekstif komponensial
Komunikasi
interpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan di antara dua
orang atau sekelompok orang dengan berbagai umpan balik dan efek.
2.
Perspektif pengembangan
Komunikasi
interpersonal dianggap sebagai proses yang berkembang, yaitu dari hubungan yang
bersifat impersonal meningkat menjadi interpersonal.
3.
Perspektif hubungan/pasangan
Komunikasi
interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung di antara dua orang.[1]
De Vito (2004: 4),
lebih menyoroti komunikasi interpersonal berdasarkan sisi keintiman. Ia
menyebutnya dengan istilah established
relationship, dyadic primary, dan dyadic
coalition. Sebuah komunikasi interpersonal adalah sebuah bentuk komunikasi
yang terdiri dari dua orang dengan hubungan yang mantap, hubungan personal yang
saling menguntungkan, serta adanya kesadaran dari masing-masing partisipan
untuk berfikir positif tentang hubungan mereka. Hubungan ini terwujud antara
anak dengan orang tuanya, dua saudara, murid dan guru, sepasang kekasih, dua
sahabat, dan sebagainya. Berdasarkan ciri yang diungkapkan oleh De Vito,
menunjukkan bahwa keintiman adalah syarat mutlak bagi terwujudnya komunikasi
interpersonal.[2]
B.
Komponen dalam Komunikasi Interpersonal
1. Pengirim-penerima
Istilah
pengirim-penerima digunakan untuk menekankan bahwa fungsi pengirim dan penerima
ini dilakukan oleh setiap orang terlibat dalam komunikasi interpersonal. Hal
ini menegaskan bahwa, pertama; proses
komunikasi interpersonal tidak dapat terjadi pada diri sendiri (intrapersonal).
Kedua; komunikasi interpersonal
berkaitan dengan manusia, bukan hewan, mesin, gambar, atau benda lainnya. Ketiga; komunikasi interpersonal terjadi
di antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang.
2. Encoding-decoding
Encoding adalah
tindakan menghasilkan pesan. Artinya pesan-pesan yang disampaikan di “kode”
atau diformulasikan terlebih dahulu dengan menggunakan kata-kata,
simbol-simbol, dan sebagainya.
Decoding adalah
tindakan untuk menginterprestasikan dan memahami pesan-pesan yang diterima.
3. Pesan-pesan
Dalam komunikasi
interpersonal, pesan-pesan ini bisa berbentuk verbal atau non verbal, atau
gabungan antara verbal dan nonverbal.
4. Saluran
Dalam komunikasi interpersonal, lazimnya
para pelaku bertemu secara tatap muka.
5. Gangguan (noise)
Gangguan mencakup 3 hal, yaitu:
a.
Gangguan fisik, seperti kegaduhan, interupsi.
b.
Gangguan psikologis, seperti emosi, sikap, nilai,
atau status peserta.
c.
Gangguan sematik, terjadi karena kata-kata atau
simbol yang digunakan seringkal memiliki makna ganda, sehingga penerima gagal
menangkap maksud si pengirim pesan.
6. Umpan balik
Umpan balik memainkan peran sangat
penting dalam proses komunikasi interpersonal, karena pengirim dan penerima
pesan secara terus menerus dan secara bergantian memberikan umpan balik dalam
berbagai cara, baik verbal (dengan pertanyaan atau jawaban dengan kaitannya
dengan apa yang dibicarakan) maupun nonverbal (senyuman, anggukan kepala,
gelengan kepala).
7. Konteks
Ada 3 dimensi konteks dalam proses
komunikasi interpersonal, yaitu:
a.
Dimensi fisik, yaitu tempat dimana komunikasi
berlangsung
b.
Dimensi sosial psikologis, mencakup misalnya status
hubungan di antara orang-orang yang terlibat komunikasi, seperti akrab-tidak
akrab, norma dan nilai budaya, formal atau informal, serius-tidak serius.
c.
Dimensi temporal, adanya suaty pesan khusus yang
sesuai dengan rangkaian peristiwa komunikasi.
8. Bidang pengalaman (field of experience)
Komunikasi akan semakin efektif apabila
para pelaku mempunyai bidang pengalaman yang sama. Sebaliknya komunikasi akan
semakin sulit jika para pelakunya mempunyai bidang pengalaman yang tidak sama.
Contohnya: Ali adalah mahasiswa FIKOM
semester III. Ketika akan mengisi KRS semester IV ia bertukar pikiran dengan
Minah, pembantunya yang hanya lulusan SD. Minah akan bingung dan bengong,
karena ia tidak mengerti apa itu KRS, dan sebagainya
9. Efek
Proses komunikasi selalu mempunyai berbagai akibat,
baik positif, maupun negatif pada salah satu atau keduanya.[3]
C.
Perbedaan Konseling dan Nasehat
1. Berdasarkan pengertian
Konseling adalah
memberikan fakta-fakta sehingga konseli dapat membuat keputusan, membuat
konseli bertanya dan mendiskusikan masalah pribadinya. Konseling didesain untuk
menolong konseli untuk memahami dan menjelaskan pandangan mereka terhadap
kehidupan, dan untuk membantu mencapai tujuan penentuan diri mereka melalui
pilihan yang telah diinformasikan dengan baik serta bermakna bagi mereka, dan
melalui pemecahan masalah emosional atau karakter interpersonal.[4]
Nasehat adalah memberitau
konseli apa yang sebaiknya konseli lakukan, menghakimi perilakunya di masa lalu
dan sekarang.
2. Berdasarkan sifatnya
Konseling lebih bersifat persuasif,
sementara nasehat bersifat memaksa.
3. Berdasarkan subjeknya
Konseling hanya bisa dilakukan oleh orang
yang mempunyai keterampilan dalam bidang konseling sedangkan nasehat bisa
dilakukan orang siapa saja.
D.
Proses Konseling
1.
Pembinaan dan pemantapan hubungan baik (rapport).
Beberapa teknik untuk menguasai rapport adalah:
a.
Memberikan salam
b.
Memperkenalkan diri
c.
Topik pembicaraan yang sesuai
d.
Menciptakan suasanan yang aman dan nyaman: sikap
hangat, realisasi tujuan bersama.
2.
Pengumpulan dan pemberian informasi.
3.
Perencanaan, pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah
E.
Teknik Teknik Dalam Konseling
1.
Pendekatan authoritatian atau directive Pusat dari
keberhasilan konseling adalah dari konselor.
2.
Pendekatan non-directive atau conseli centred
konseli diberikan kesempatan untuk memimpin proses konseling dan memecahkan
masalah sendiri.
3.
Pendekatan edetic konselor menggunakan cara yang
baik sesuai dengan masalah konseli.[5]
F.
Efektifitas Komunikasi Interpersonal
Komunikasi
interpersonal merupakan komunikasi paling efektif untuk mengubah sikap,
pendapat atau perilaku seseorang. Menurut Kumar, lima ciri efektifitas Komunikasi
interpersonal sebagai berikut:
1.
Keterbukaan (openess).
Niat
tulus untuk terbuka dari seorang komunikator kepada komunikan merupakan langkah
awal yang akan membawa hubungan kepada saling keterbukaan. Ada kecenderungan
bahwa kita akan terbuka terhadap orang lain yang terbuka dengan kita.
2.
Empati (empathy)
Empati
diartikan sebagai kemampuan untuk merasakan apa yang orang lain rasakan dan
dapat melakukan sesuatu yang nyata untuk mewujudkan rasa kepedulian kita
terhadap apa yang orang lain alami.
3.
Dukungan (supportiveness)
Dukungan
merupakan pengenalan kognitif atau verbal tetapi hanya tentang
seseorang/pribadi, bukan tentang sebuah tindakan. Sebuah pujian selalu
diarahkan untuk sebuah tindakan.
4.
Rasa positif (positiveness)
Rasa
positif merupakan kecenderungan seseorang untuk mampu bertindak berdasarkan
penilaian yang baik tanpa merasa bersalah yang berlebihan, menerima diri
sebagai orang yang penting dan bernilai bagi orang lain, memiliki keyakinan
atas kemampuannya untuk mengatasi persoalan, peka terhadap kebutuhan orang
lain, pada kebiasaan sosial yang telah diterima.
5.
Kesetaraan (equality)
Dalam sebuah komunikasi
yang mengandung kesetaraan, perbedaan-perbedaan yang ada dipahami bukan sebagai
sumber konflik, tetapi lebih pada memahami ketidaksamaan.
“Sesungguhnya
Allah tidak melihat tubuhmu dan rupamu melainkan Allah melihat hati dan
perbuatanmu” (HR. Imam
Bukhari dan Imam Muslim)
Hadits ini memberikan
sinyal kepada manusia agar dalam berinteraksi dengan manusia lainnya tidak
silau dengan tampilan luarnya saja, baik berupa sesuatu yang menempel di
tubuhnya maupun jabatan yang disandangnya.[6]
G.
Faktor Penghambat Komunikasi Interpersonal Dalam
Konseling
1.
Faktor individual
Orientasi cultural
(keterikatan budaya) merupakan factor individual yang dibawa seseorang dalam
melakukan interaksi. Orientasi ini merupakan gabungan dari factor fisik maupun
kepekaan pancaindera (kemampuan untuk melihat dan mendengar), usia dan jenis kelamin,
sudut pandang atau nilai-nilai yang dianut, serta factor social diantaranya
sejarah keluarga dan relasi, jaringan social, peran dalam masyarakat, status
social dan peran social.
2.
Faktor yang berkaitan dengan interaksi
Meliputi tujuan dan
harapan terhadap komunikasi , sikap terhadap interaksii, serta pembawaan diri
seseorang terhadap orang lain seperti kehangatan, perhatian, dukungan.
3.
Faktor situasional
Situasi selama
melakukan komunikasi sangat mempengaruhi keberhasilan komunikasi, lingkungan
yang tenang dan terjaga privasinya merupaka situasi yang sangat mendukung,
begitu pula sebaliknya.
4.
Kompetensi dalam melakukan percakapan
Agar komunikasi
interpersonal berjalan lancar dan mendatangkan hasil yang diharapkan, baik
komunikator maupun komunikan perlu memilii kemampuan dan kecakapan dalam
melakukan komunikasi interpersonal. Kompetensi yang harus dipenuhi tersebut
meliputi :
a. Empati (empathy) adalah
kecakapan memahami perasaan dan pengertisn orang lain
b.Perspektif sosial adalah kecakapan
melihat kemungkinan-kemungkinan perilaku yang diambil oleh orang yang kita ajak
komunikasi.
c. Kepekaan (sensivity)
tehadap sesuatu hal dalam Komunikasi interpersonal dalam konseling
d.
Pengetahuan akan situasi pada saat melakukan Komunikasi
interpersonal dalam konseling
e. Memonitor diri adalah
kemampuan menjaga ketepatan perilaku dan pengungkapan komunikan.
f. Kecakapan dalam tingkah
laku antara lain keterlibatandalam berinteraksi.[7]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Komunikasi interpersonal adalah sebuah bentuk
komunikasi yang terdiri dari dua orang dengan hubungan yang mantap, hubungan
personal yang saling menguntungkan, serta adanya kesadaran dari masing-masing
partisipan untuk berfikir positif tentang hubungan mereka. Adapun komponen
dalam komunikasi interpersonal, yaitu:
1. Pengirim-penerima
2. Encoding-decoding
3. Pesan-pesan
4. Saluran
5. Gangguan (noise)
6. Umpan balik
7. Konteks
8. Bidang pengalaman (field of experience)
9. Efek
Konseling adalah
memberikan fakta-fakta sehingga konseli dapat membuat keputusan, membuat
konseli bertanya dan mendiskusikan masalah pribadinya. Konseling didesain untuk
menolong konseli untuk memahami dan menjelaskan pandangan mereka terhadap
kehidupan, dan untuk membantu mencapai tujuan penentuan diri mereka melalui
pilihan yang telah diinformasikan dengan baik serta bermakna bagi mereka, dan
melalui pemecahan masalah emosional atau karakter interpersonal. Nasehat adalah
memberitau konseli apa yang sebaiknya konseli lakukan, menghakimi perilakunya
di masa lalu dan sekarang.
Proses Konseling
meliputi beberapa tahap, yaitu:
1.
Pembinaan dan pemantapan hubungan baik (rapport).
2.
Pengumpulan dan pemberian informasi.
3.
Perencanaan, pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah
Dengan menggunakan
beberapa teknik teknik dalam konseling
1.
Pendekatan authoritatian atau directive Pusat dari
keberhasilan konseling adalah dari konselor.
2.
Pendekatan non-directive atau conseli centred
konseli diberikan kesempatan untuk memimpin proses konseling dan memecahkan
masalah sendiri.
3.
Pendekatan edetic konselor menggunakan cara yang
baik sesuai dengan masalah konseli.[8]
Efektifitas komunikasi
interpersonal dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:
1.
Keterbukaan (openess).
2.
Empati (empathy)
3.
Dukungan (supportiveness)
4.
Rasa positif (positiveness)
5.
Kesetaraan (equality)
Adapun faktor
penghambat komunikasi interpersonal dalam konseling
1.
Faktor individual
2.
Faktor yang berkaitan dengan interaksi
3.
Faktor situasional
4.
Kompetensi dalam melakukan percakapan
B.
Saran
1. Dalam konseling
hendaklah harus mengerti latar belakang konseli, agar tidak terjadi
kesalapahaman.
2. Penggunaan komunikasi
verbal dan nonverbal hendaklah disesuaikan dengan kondisi.
DAFTAR PUSTAKA
Riswandi. Ilmu Komunikasi. (Yogyakarta: Graha
Ilmu. 2009). Ed. 1.
Dr. Suciati, S.Sos, M.Si. Komunikasi
Interpersonal (Sebuah Tinjauan Psikologis dan Perspektif Islam). (Yogyakarta:
Buku Litera, 2015). Cet. I.
John McLEOD. Pengantar Konseling. (Jakarta: Kencana, 2006). Ed. 3. Cet. 1.
Kristyawansuri. Komunikasi Interpersonal
Konseling. http://www.slideshare.net. Di download 29 November 2016
Indah Fedri. Komunikasi Interpersonal dalam
Konseling. http://indah-fedri.blogspot.co.id. Di download 29 November 2016
[1] Riswandi. Ilmu Komunikasi. (Yogyakarta: Graha
Ilmu. 2009). Ed. 1. Hlm. 86
[2] Dr. Suciati, S.Sos,
M.Si. Komunikasi Interpersonal (Sebuah
Tinjauan Psikologis dan Perspektif Islam). (Yogyakarta: Buku Litera, 2015).
Cet. I. Hlm. 1-3.
[3] Riswandi.
Ilmu Komunikasi. (Yogyakarta: Graha
Ilmu. 2009). Ed. 1. Hlm. 82-84
[4] John McLEOD. Pengantar Konseling. (Jakarta: Kencana, 2006). Ed. 3. Cet. 1.
Hlm.8
[5]
Kristyawansuri. Komunikasi Interpersonal Konseling.
http://www.slideshare.net.
Di download 29 November 2016
[6] Dr.
Suciati, S.Sos, M.Si. Komunikasi
Interpersonal (Sebuah Tinjauan Psikologis dan Perspektif Islam).
(Yogyakarta: Buku Litera, 2015). Cet. I. Hlm. 75
[7]
Indah Fedri. Komunikasi Interpersonal
dalam Konseling. http://indah-fedri.blogspot.co.id.
Di download 29 November 2016
[8]
Kristyawansuri. Komunikasi Interpersonal Konseling.
http://www.slideshare.net.
Di download 29 November 2016
Komentar
Posting Komentar